Bila permintaan tersebut tidak dipenuhi, Zhang mengancam akan melepaskan gelas Master dan menolak tawaran PhD.
"Anda mengharapkan saya untuk tetap tinggal di Beijing lebih dari siapapun, jadi Anda harus berusaha keras untuk ini," ujarnya dikutip dari Asia One.
Bekerja menjadi dosen
Mendengar ancaman Zhang, orangtua kemudian memenuhi keinginan buah hatinya dengan menyewa sebuah apartemen di Beijing.
Mereka berbohong kepada Zhang bahwa apartemen tersebut sudah dibeli, padahal hanya disewa.
Menurut Zhang, keharusan memiliki apartemen dan mendapatkan pekerjaan yang baik adalah tanda kesuksesan.
Setelah itu, Zhang mampu menyelesaikan studi S3 pada 2019 lalu menjadi dosen di sebuah universitas di wilayah otonomi barat laut Ningxia.
Meski begitu, Zhang memutuskan untuk mengundurkan diri dua tahun setelahnya.
Perspektif Zhang soal kesuksesan berubah
Pandangannya tentang kesuksesan telah berubah total sejak ia masih menjadi mahasiswa doktoral.
Zhang sekarang tidak memiliki pekerjaan tetap dan hanya memiliki beberapa ribu yuan di rekening banknya.
Ia juga tinggal di sebuah flat sewaan di Shanghai dan secara finansial masih bergantung pada orangtuanya.
"Mereka berutang kepada saya. Apartemen yang tidak pernah mereka belikan untuk saya seharusnya bernilai lebih dari 10 juta yuan (sekitar Rp 21 miliar)," tutur Zhang.
Zhang Yuehui, dosen yang pernah mengajar Zhang ketika S-1 mengatakan bahwa mantan mahasiswanya masih memiliki waktu untuk melakukan hal-hal besar jika ia mau. (Kompas.com)