Tawuran Muntilan

5 Fakta Tawuran Muntilan, 11 Motor dan 3 Bangunan Rusak, Tidak Ada Pelaku yang Ditahan

Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel Polresta Magelang memastikan dua kubu massa tersebut kini sudah terkendali, meski saat ini pihaknya masih akan berjaga di lokasi.

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Aksi tawuran dua kubu pecah di jalan Magelang - Yogyakarta, turut kawasan Muntilan pada Minggu (15/10/2023) sore hingga malam.

Sebanyak 11 sepeda motor dilaporkan rusak, bahkan ada yang dibakar massa.

Selain itu tiga bangunan juga dilaporkan mengalami kerusakan seiring bentrokan dua kubu massa simpatisan parpol tersebut.

Berikut fakta-fakta dari bentrok dua kubu di Muntilan, Magelang:

1. 11 sepeda motor rusak, tak ada korban jiwa

Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono menggatakan akibat bentrokan itu, sebanyak 11 sepeda motor mengalami kerusakan.

"Untuk lebih lanjut, kami masih inventarisasi," ujarnya. 

Selain motor, sejumlah bangunan dan fasilitas di kawasan Muntilan yang diamuk massa mengalami kerusakan.

Setidaknya ada dua rumah dan satu panti asuhan yang kacanya pecah sebab bentrokan tersebut.

"Yang paling penting dari kami saat ini dan pemerintah daerah harus menjamin keselamatan semuanya dan harus melindungi semuanya sehingga nanti kami pemerintah daerah akan memfasilitasi untuk proses-proses penyelesaiannya. Apapun itu bentuknya sehingga clear, nanti tidak ada masalah dan persoalan lagi yang ada di lingkungan kita," ujarnya. 

Selain itu, Ruruh memastikan tidak ada kelompok atau orang yang ditahan atas kejadian tersebut.

"Tidak ada yang kami tahan," tandas Ruruh.

Ruruh juga memastikan tidak ada korban jiwa.

"Korban jiwa tidak ada. Korban luka belum ada laporan. Sementara ini juga belum ada laporan yang sampai dibawa ke Rumah Sakit," katanya. 

Baca juga: Tawuran Pecah di Muntilan, Sepeda Motor Dilaporkan Dibakar, Akses Jalan Magelang - Yogya Terhambat

Baca juga: Imbas Tawuran Muntilan, Kendaraan dari Magelang - Yogya Atau Sebaliknya Dialihkan Jalur Lain

2. Kronologi

Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono membeberkan kronologi terjadinya bentrok antar dua kubu di Muntilan.

Menurut Ruruh, peristiwa itu bermula dari satu kelompok yang mengadakan kegiatan di Lapangan Soepardi di Sawitan Magelang.

Setelah acara selesai sekitar pukul 15.00 WIB, massa kemudian pulang melalui jalan provinsi menuju arah Yogyakarta.

Dalam perjalanan pulang itu, satu kelompok itu kemudian bersinggungan dengan kelompok lain. 

Dari sana salah paham terjadi dan timbul gesekan.

Ruruh menyebut gesekan mulainya terjadi di Jalan Batikan, Mungkid, Magelang.

Insiden itu terjadi diduga lantaran adanya sekelompok massa yang tersinggung.

"Kami coba untuk mediasi tadi bersama saya, pak Bupati Magelang, pak Dandim, dua pihak yang berselisihan tadi. Ini perlu dilakukan supaya masyarakat tidak terganggu," kata Ruruh, Minggu malam, dikutip dari TribunJogja. 

Dalam bentrok itu, massa merusak belasan kendaraan dan melempari rumah warga. 

Bentrokan antar dua kubu itu akhirnya mulai mereda pada pukul 18.30 WIB. 

3. Libatkan Massa SImpatisan 2 Parpol

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, bentrok tersebut diduga melibatkan kelompok BSM dan Brigodo Wirodigdo yang merupakan Laskar PDI-P Yogyakarta dengan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Militan bersama Ketua Forum Aliansi Umat Islam Bersatu (FAUIB) Anang Imamudi.

Menurutnya, bentrok yang pecah di Muntilan diawali dari gesekan di daerah Batikan Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang sekitar pukul 15.20 WIB. Pada saat itu, massa dari BSM pulang ke arah Yogyakarta.

Namun, sesampainya di Batikan Pabelan, terjadi gesekan dengan massa dari GPK Militan.

Setelah itu, massa dari BSM yang tiba di depan kantor DPC PDI-P Prumpung Muntilan diadang oleh oknum GPK Militan.

Kedua belah pihak terlibat aksi lempar batu yang menyebabkan satu sepeda motor milik BSM rusak.

"Kemudian laskar BSM Jogja melanjutkan perjalanan," ujar Satake Bayu Setianto.

GPK Militan dan Anang Imamudin beserta anggotanya mengadang BSM karena tidak terima dengan gesekan di Batikan Pabelan.

"Kemudian (GPK Militan) berusaha memblokade jalan pemuda untuk menghadang laskar PDI-P Jogja," imbuhnya.

Setelah itu, terjadi adu mulut antara Anang Imamudin dengan anggota Laskar Brigodo Wirodigdo Yogyakarta.

"Langsung timbul saling lempar batu antara kedua belah pihak di jalan pemuda tepatnya di depan toko oleh-oleh tape ketan." 

"Situasi di Muntilan sudah terkendali selepas tawuran antara BSM dan GPK Militan," ujar Satake Bayu Setianto.

Baca juga: Pemicu Tawuran Muntilan Versi Polresta Magelang, Diduga Hanya Karena Ini

Baca juga: 2 Kubu yang Terlibat dalam Tawuran Muntilan, BSM vs GPK Militan, Sama-sama Simpatisan Parpol

4. Situasi bisa dikendalikan, polisi kawal massa

Polisi akhirnya bisa mengendalikan situasi setelah dua kubu bentrok di kawasan Muntilan. 

Kombes Ruruh menyatakan saat ini situasi sudah kondusif. 

Namun demikian, pihaknya masih akan berjaga di lokasi hingga semua massa benar-benar kembali dengan selamat.

"Mereka yang akan pulang ini akan kami pastikan tidak ada masalah. Kami juga akan mengawal massa tersebut yang berjumlah sekitar 100an. Dari sejumlah massa itu ada yang dari Salam, Muntilan, dan Yogyakarta," kata Ruruh Wicaksono saat ditemui di lokasi, Minggu (15/10/2023), dikutip dari TribunJogja. 

"Kami juga pastikan di sini dari tim gabungan masih bersiaga. Ada dari Brimob, dari kodim, dari personel Samapta Polres terdekat Kota Magelang, hingga Purworejo," sambungnya.

5. Besok Ada Mediasi 2 Kubu 

Terkait bentrok antar dua kubu yang terjadi di kawasan Muntilan, Bupati Magelang Zaenal Arifin menyatakan pihaknya bakal melakukan mediasi. 

Pasalnya, bentrok diduga terjadi karena adanya kesalahpahaman. 

"Intinya situasi dan kondusifitas yang kami kedepankan dulu, titik awal ini, sehingga sudah jalan, harapannya tidak terjadi lagi, dan besok kami mediasi untuk menyelesaikan," kata Zaenal Arifin saat ditemui TribunJogja. 

Akibat bentrokan tersebut, sepanjang dari arah Yogyakarta-Magelang maupun sebaliknya lumpuh alias tidak ada yang bisa melintas.

Zaenal Arifin mengungkapkan sangat prihatin atas kejadian itu.

Pihaknya telah mencoba duduk bersama dengan kedua kelompok massa yang berseteru.

"Kami sudah bersepakat, maka langkah utama yang harus kita lakukan saat ini adalah mengurai kemacetan lalu lintas akibat bentrokan tersebut. Kemudian akan dilakukan mediasi agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali di wilayah Kabupaten Magelang , karena pada intinya kita semua ini bersaudara," ungkap Zaenal.

Menurut Zaenal, wilayah Kabupaten Magelang yang dikenal sejuk dan damai, menjadi tidak elok karena kejadian tersebut (bentrokan massa).

Bahkan berita negatif ini sudah sampai kemana-mana.

"Tentunya kami atas nama Pemerintah Kabupaten Magelang menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga masyarakat khususnya kepada para pengendara yang terganggu dengan kejadian ini. Semoga hal ini tidak terjadi lagi ke depan," jelas Zaenal.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Bentrokan di Muntilan Magelang, Kronologi hingga 11 Motor Rusak, Ada yang Dibakar

Berita Terkini