TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo menyuarakan suara mereka melalui spanduk yang dipasang di balai desa.
Dari foto yang beredar terlihat bentangan spanduk putih memanjang terpasang di pagar balai desa.
Salah satunya bertuliskan #KAWAL DANA DESA, berwarna hitam.
Baca juga: Peringatan Hari Pramuka ke-64, Bupati Wonosobo Tekankan Ketahanan dan Karakter
Baca juga: Senderan Rumah Sukirman di Wonosobo Ambruk Timpa Kandang Ternak dan Motor, Pemicunya Hujan 2 Jam
Aksi ini bentuk protes warga terhadap beberapa persoalan di desa.
Mulai dari aset desa, dana Unit Pengelola Kegiatan (UPK), hingga pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
M Husni Mubarok, tokoh masyarakat setempat mengatakan, keresahan warga mencuat sejak adanya pertemuan warga pada Selasa (12/8/2025) malam.
Pertemuan tersebut dihadiri tokoh masyarakat, perangkat desa, hingga perwakilan RT dan RW yang salah satunya membahas polemik di desa.
“Ada tiga topik utama yaitu saldo BUMDes yang tidak sinkron, dugaan penggadaian aset, dan ketidakterlibatan masyarakat dalam proyek pembangunan,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Warga menyoroti adanya selisih saldo pada laporan keuangan BUMDes yang menjadi pertanyaan.
“Yang saya tahu, dari pernyataan sebelumnya disebut sisa Rp8 juta, padahal dahulu ada Rp42 juta,” ucapnya.
Selain tentang keuangan BUMDes, warga juga mempertanyakan perihal inventaris aset desa, Husni menyebut aset desa berupa sepeda motor sempat dipertanyakan keberadaannya.
“Motor Vario sebelumnya belum ada, tapi saat warga menuntut dan unitnya akhirnya muncul,” sebutnya.
Husni juga menyinggung dugaan intervensi terhadap BUMDes pada 2023.
“Karena BUMDes kami berprestasi dapat dana bantuan Rp10 juta dari provinsi itu penyaluran lewat desa."
"Tapi Direktur tidak terima utuh, hanya Rp5 juta, sisanya dipotong."