TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI - Seorang guru berinisial S (50) diduga melakukan pencabulan terhadap siswi SMP Jatisrono Wonogiri, berinsial M (14).
Adapun kasus dugaan pencabulan siswi SMP Jatisrono Wonogiri terjadi sekira Oktober 2023.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Mubarok mengatakan, dugaan pencabulan siswi SMP Jatisrono Wonogiri terjadi di bus.
Pelaku dan korban menaiki bus karena ikut dalam kunjungan wisata atau piknik sekolah ke Jawa Timur.
Mereka sempat duduk berbeda saat perjalanan berangkat ke lokasi tujuan.
Teman korban yang duduk sebangku di bus lalu mengalami sesak napas saat berada di area wisata.
Dia pun harus dilarikan ke rumah sakit.
Tempat duduk samping korban di bus pun kosong.
Terduga pelaku kemudian duduk di samping korban saat perjalanan pulang.
"Kemudian guru itu ambil posisi duduk di samping korban. Iya (pencabulan) di bus, saat pulang," jelasnya.
Mubarok menyebutkan berdasarkan informasi yang diterimanya, ketika perjalanan pulang oknum guru itu meraba-raba bagian tubuh korban.
Siswi itu pun syok, kenek bus kemudian bisa mengerti isyarat korban untuk pindah tempat duduk.
"Akhirnya setelah sampai di rumah, korban melaporkan hal itu kepada keluarganya," ujarnya.
Adapun laporan terkait kasus itu diterima pihaknya pada 23 Oktober lalu.
Saat ini, korban mengalami dampak trauma psikis akibat tindakan pencabulan oleh guru tersebut.
"Korban juga mengalami dampak psikis yang luar biasa," kata Mubarok.
Korban sempat tidak mau masuk sekolah.
Itu karena dirinya tidak mau bertemu dengan pelaku. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul KONDISI Korban Pencabulan Siswi SMP Jatisrono Wonogiri : Sempat Tidak Mau Masuk Sekolah