TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memasuki masa pancaroba atau pergantian antara dua musim perlu diwaspadai. Pasalnya saat masa pancaroba sering terjadi bencana alam yang tidak terduga.
Guna mengantisipasi hal tersebut, BPBD Kabupaten Wonosobo sudah menyiapkan skema mengahadapi masa pancaroba.
Sebelumnya musim kemarau yang cukup panjang sempat mengakibatkan beberapa wilayah di Kabupaten Wonosobo mengalami kekeringan seperti Kecamatan Garung, Sapuran, Kepil, Kalibawang, dan Wadaslintang. Bencana kebakaran juga tidak terhindarkan saat musim kemarau.
Namun akhir-akhir ini, hujan sudah mulai turun di beberapa wilayah di Wonosobo. Hujan deras disertai angin kencang, bencana longsor, dan banjir bahkan sempat terjadi di beberapa lokasi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Wonosobo, Dudy Wardoyo menyampaikan, di Wonosobo bencana yang sering mengintai saat musim penghujan adalah tanah longsor dan puting beliung.
"Bencana yang sering terjadi ini tanah longsor yang hampir di seluruh wilayah Wonosobo. Kemudian puting beliung sering terjadi di wilayah Kecamatan Wonosobo, Kertek, Kalikajar, Kepil, Sapuran, Watumalang, Mojotengah, Garung, Kejajar," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (11/11/2023).
Meskipun memiliki wilayah yang terbilang tinggi, bencana banjir juga perlu diwaspadai di Wonosobo.
Beberapa wilayah juga di sering menjadi langganan banjir saat musim penghujan seperti Wilayah Kejajar, Garung, Selomerto, dan Wonosobo.
"Upaya yang telah dilakukan untuk mengantisipasi banjir kita sudah lakukan pengerukan sungai, perbaikan Dam, pemasangan Sistem Peringatan Dini atau Early Warning System (EWS), serta koordinasi dengan relawan dan instansi terkait," tambahnya.
Lebih lanjut Dudy menyampaikan beberapa proyek infrastruktur dalam rangka pemulihan pasca bencana juga sudah dilakukan antara lain perbaikan Dam Sidojoyo, Dam penahan Siwatu, senderan jalan, pengerukan sedimen Sungai Luk Ulo.
Kampung Siaga Bencana
Menghadapi pergantian musim, Pemkab Demak membuat Kampung Siaga Bencana (KSB), berguna untuk menghadapi bencana yang akan datang.
Kepala Dinsos P2PA, Eko Pringgo Laksito menyampaikan bahwa pembentukan KSB ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat supaya siap menghadapi bencana jika terjadi.
"Pembentukan kampung siaga bencana adalah salahsatu upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat. Dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana," kata Eko kepada Tribunjateng, Sabtu (11/11/2023).
Menurutnya dengan ada KSB bisa menjadi bekal penting bagi masyarakat untuk melakukan upaya pertama bila terjadi bencana. "Harapannya jika bencana hadir masyarakat sudah siap kesiagaan sehingga tidak banyak jatuh korban, termasuk korban jiwa maupun korban materi," ucapnya.
"Relawan BPBD ini kan tidak di semua desa ada. Pengurus KSB 60 orang insyaallah bisa siap dengan tenaga relawan muda yang terampil menghadapi bencana yang ada," ujarnya. (tim-bersambung/tribun jateng cetak)