TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Stefanus Rangga Santoso dan Arvin Wijaya membudidayakan melon melalui sistem dutch bucket hydroponic.

Sistem penanaman tanpa media tanah, proses pemupukan terkomputerisasi, dan bertanam dalam rumah kaca atau greenhouse.

Keduanya menjadi petani modern yang membudidayakan melon di Laguna Green House, Graha Padma, Kota Semarang.

"Kami menempati lahan seluas satu hektar dan mengembangkan budidaya melon secara hidroponik," ujar Arvin selaku Direktur Operasional PT Tani Makmur Bareng.

Dari proses budidaya ini, ia berhasil mengembangkan melon segar varietas Hamigua.

Bahkan ia berhasil membudidayakan melon yang mencapai berat 5,8 kilogram pada Rabu (22/11/2023).

Stefanus selaku Direktur Utama PT Tani Makmur Bareng menambahkan buah berkualitas ekspor yang tidak menggunakan pestisida.

"Melon ini dibanderol harga Rp 40 ribu per kilogram dan tersedia di pasar buah maupun swalayan premium," ujar Stefanus.

Atas prestasinya tersebut, Arvin dan Stefanus mencatatkan prestasi di Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) mencatat melon dengan Varietas Hamigua sebagai melon terberat.

Pada kesempatan yang sama, Paulus Pangka selaku Pendiri Leprid memberikan apresiasi atas rekor baru Buah Melon Terberat di Indonesia.

"Pada hari ini, Leprid memberikan apresiasi dan penghargaan atas rekor baru dengan nomor urut ke 860," ujarnya.

Selain menjadi lokasi kebun buah, Laguna Greenhouse juga membuka kunjungan untuk petik buah pada Kamis (7/12/2023) dan Senin (25/12/2023).

Biaya tiket untuk petik buah sebesar Rp 30 ribu per orang, dan Rp 20 ribu ditukarkan sebagai kupon pembelian buah melon. (arh)

Baca juga: Amerika Serang Pangkalan Udara Irak

Baca juga: Pekka Kendal Minta 56 Peserta Wisuda Akademi Paradigta Menjadi Change Maker

Baca juga: Pekka Kendal Bekerjasama dengan Akademi Paradigta Wisuda 56 Peserta 

Baca juga: KATALOG Alfamart Besok 24 November 2023: Promo Hemat, Soklin Lantai Rp 9.500, Rinso Bubuk Rp 19.900