Erupsi Gunung Marapi 

23 Pendaki Tewas Akibat Erupsi Gunung Marapi, 52 Lainnya Selamat

Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim DVI Sumbar siapkan tim untuk identifikasi jenazah pendaki Gunung Marapi di RSAM Bukittinggi

TRIBUNJATENG.COM -  Aparat kepolisian terus memastikan jumlah korban erupsi Gunung Marapi.  

Pos Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar menjadi andalan untuk mendeteksi identitas para korban. 

Hingga kini, tercatat sebanyak 23 pendaki tewas akibat erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatra Barat tersebut.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengatakan bahwa total korban terdampak akibat erupsi Gunung Marapi ini terdata sebanyak 75 orang.

"Jumlahnya ada 75 orang, sebanyak 52 orang berhasil selamat," kata Irjen Pol Suharyono, saat berada di RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi.

Ia mengatakan, sebanyak 23 orang diduga meninggal dunia.

"Dari sebanyak 23 orang ini, sudah berhasil dievakuasi sebanyak 20 orang," kata Suharyono.

Baca juga: 2 Personel Polisi Turut Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, 1 Meninggal Dunia, 1 Lainnya Selamat

Baca juga: 8 Jasad Pendaki Korban Erupsi Gunung Marapi Belum Bisa Diidentifikasi, Dikirim ke RSAM Bukittinggi

Baca juga: Daftar 4 Kecamatan yang Terdampak Hujan Abu Gunung Marapi, Pengungsi Masih Nihil

Hingga saat ini diperkirakan masih ada tiga orang pendaki yang tertinggal di atas Gunung Marapi.

Jika tiga orang korban itu sudah berhasil ditemukan, maka sudah lengkap sebanyak 75 orang.

Namun, Irjen Pol Suharyono menyebutkan belum dapat memastikan apakah jumlah pendaki memang hanya 75 orang atau masih ada lainnya. 

Pihaknya masih menunggu apakah masih ada pihak keluarga yang masih kehilangan anggota keluarganya.

"Korban yang sudah dibawa ke RSUD dr Achmad Mochtar Bukittinggi belum semuanya terdeteksi," katanya.

Irjen Pol Suharyono menyebutkan belum tentu korban meninggal yang sudah dievakuasi ada identitasnya.

"Bisa saja nanti ada identitasnya mr X. Oleh karena itu petugas yang ada di Pos DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar untuk mendeteksinya," katanya.

Polda Sumbar selanjutnya akan menyinkronkan data laporan yang ada. Hal itu disebabkan data laporan awal ada 75 pendaki yang resmi.

"Kita hanya mempunyai prediksi kemungkinan datanya lebih dari itu. Karena kami sedang menyinkronkan antara pelapor yang malam ini ada 30 orang tua," ujarnya.

Polda Sumbar akan memeriksa ulang apakah ada duplikasi data atau memang hanya 75 orang korban yang terdata.

Pihaknya akan memastikan data ini untuk mencari tahu apakah ada pendaki yang mencuri-curi kesempatan untuk dapat naik ke Gunung Marapi.

Foto ini diambil pada 4 Desember 2023 dan dirilis pada 5 Desember 2023 oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS), menunjukkan petugas penyelamat sedang mengevakuasi salah satu korban dari lereng Gunung Marapi di Sumatra Barat. Ratusan petugas penyelamat Indonesia berlomba pada 5 Desember untuk menemukan 10 pendaki yang hilang setelah letusan gunung berapi yang menewaskan 13 orang. Foto Kiriman / BASARNAS / AFP (AFP)

Dua personel polisi dipastikan turut menjadi korban erupsi Gunung Marapi.

Satu personel dinyatakan meninggal dunia saat bencana alam yang terjadi Minggu (3/12/2023). Sedang satu personel lainnya selamat. 

Kapolda Sumatra Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono mengatakan saat kejadian, kedua personel polisi tersebut memang sedang tidak sedang bertugas saat melakukan pendakian ke Gunung Marapi.

"Saya nyatakan ada, memang ada. Polisi kan manusia juga, pengen liburan mungkin ya. Ada dua orang, satu orang selamat," kata Irjen Pol Suharyono, saat berada di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi, Selasa (5/12/2023).

Ia menyebutkan, korban anggota polisi yang berhasil selamat sudah berhasil dirawat oleh dokter, dan saat ini sudah kembali pulang.

Polisi tersebut mengalami retak pada tulang tangannya, dan luka bakar yang tidak terlalu parah.

Sedangkan satu orang lagi bernama Bripda Muhammad Iqbal masih menunggu identifikasi di tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar.

"Saat ini orangtuanya masih menunggu hasilnya. Apakah Muhammad Iqbal ini ada diantara korban yang berhasil dievakuasi hari ini," katanya.

Irjen Pol Suharyono dua personel tersebut berasal dari Direktorat Sabhara Polda Sumbar.

Kata dia, dua orang personel ini tidak terdeteksi, karena tidak perlu izin mendaki gunung.

 Kedua personel ini mendaki gunung pada saat lepas dinas atau mengambil waktu liburnya.

"Mungkin sedang lepas piket. Karena pada hari Minggu rata-rata lepas dinas. Bisa jadi naiknya pada Sabtu setelah lepas piket," katanya.

Irjen Pol Suharyono sudah bertemu dengan ibu dari anggotanya tersebut, dan orang tuanya menangis-nangis.

"Semoga Muhammad Iqbal segera bisa ditemukan, jika sudah meninggal dunia diharapkan jenazahnya dapat diidentifikasi," tandasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Berita Terkini