Sementara 8 orang pendaki lagi yang masih dalam tahap evakuasi dan 12 orang lainnya masih belum ditemukan. Di sisi lain upaya penyelamatan masih terdapat kendala dari aktivitas erupsi Gunung Marapi.
23 Meninggal
Polda Sumbar sebut total 23 orang korban erupsi Gunung Marapi meninggal dunia di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
"Dari sebanyak 23 orang ini, sudah berhasil dievakuasi sebanyak 20 orang," kata Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, Selasa (5/12/2023). Sedangkan 3 korban lainnya masih berada di lokasi Gunung Marapi.
52 Selamat
Irjen Pol Suharyono, mengatakan bahwa total korban terdampak akibat erupsi Gunung Marapi ini terdata sebanyak 75 orang. Dari 75 orang tersebut, 52 orang di antaranya berhasil selamat.
Dilaporkan 2 polisi anggota Polda Sumbar juga menjadi korban erupsi Gunung Marapi. Di mana 1 di antaranya meninggal dunia.
"Saya nyatakan ada, memang ada. Polisi kan manusia juga, pengin liburan mungkin ya. Ada dua orang, satu orang selamat," kata Irjen Pol Suharyono, saat berada di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi.
Dirinya menyebutkan dua personel yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi ini berasal dari Direktorat Sabhara Polda Sumbar.
Kata dia, dua orang personel ini tidak terdeteksi, karena tidak perlu izin untuk mendaki gunung. Kedua personel ini mendaki gunung pada saat lepas dinas atau mengambil waktu liburnya.
"Mungkin sedang lepas piket. Karena pada hari Minggu rata-rata lepas dinas. Bisa jadi naiknya pada Sabtu setelah lepas piket," katanya.
Status Waspada
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan, Gunung Marapi berstatus Waspada Level II sejak 2011 ”Statusnya bukan Awas, tetapi Waspada,” kata Hendra.
Status Waspada atau Level II menunjukkan terdapat ancaman vulkanik di sekitar kawah Gunung Marapi sehingga warga dilarang mendekati kawah dalam radius tertentu.
Hendra mengaku, pihaknya setiap dua minggu sekali mengirim update status gunung api dan rekomendasi zona bahaya ke pemerintah provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia.