TRIBUNJATENG.COM - Muhammad Adan, menjadi satu di antara pendaki Marapi yang ditemukan meninggal dunia.
Di balik kepergiannya, ternyata menyimpan kisah pilu dan heroik.
Adan yang saat itu sudah dalam kondisi kaki putus dan lemas memilih menyelamatkan pendaki wanita lain.
Saat evakuasi, Adan ditemukan pertama kali oleh Tim SAR.
Baca juga: Gempa M 4,0 Guncang Bogor dan Sukabumi Dini Hari, Ramai di Media Sosial
Namun ia meminta Tim SAR membawa pendaki wanita bernama Zafira atau Ive turun lebih dahulu.
Padahal saat itu kondisinya cukup parah karena kakinya putus satu.
Adan mengatakan jika dirinya masih kuat dan akan menunggu Tim SAR kembali.
Namun saat tim SAR kembali ke atas, Adan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Hal itu terlihat dari tangkapan layar chat seseorang yang menceritakan percakapan Adan kepada Tim SAR.
“Terus kalian tau apa yg paling sedihnya? Adan tu paling pertama x ditemukan, tapi waktu ditemukan tu Adan blg gini ke tim sar “Pak, selamtkan dulu cewenya, tolong bawa dulu cewe ni turun kebawah, aku tunggu di sini, aku gapapa aku masih kuat,” tulis keterangan di chat yang beredar luas.
Baca juga: Viral Rekaman Wawancara Pebalap MotoGP Quartararo Protes Nasi Goreng Disebut dari Malaysia
Dikutip dari Bangkapos.com, paman dari Adan, Sudirman menceritakan jika Adan sempat menelfon pihak keluarga saat terjadi erupsi Marapi.
Korban memberikan kabar jika ia dan rekannya mendapat musibah.
Bahkan Adan sempat menceritakan kondisinya kepada keluarga.
Dari keterangan petugas posko di Agam, Adan dikabarkan sempat menolong tiga pendaki lain agar selamat.
"Informasi yang kami dapat di posko Agam, bahwa almarhum ini (Adan) menolong kawannya tiga orang. Padahal ia sudah hampir masuk ke jurang, bahkan kakinya patah keduanya. Ia menyelamatkan tiga nyawa, tapi ia sendiri tidak selamat," tangis paman Adan, Herman, dikurip dari Bangka Pos.
Baca juga: "Yang Penting Aksi Nyata" Respons Jokowi Menanggapi Peserta KTT COP 28 Walk Out saat Ia Pidato