TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) menunjuk UIN Walisongo sebagai tuan rumah Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Tahun 2024.
Konferensi internasional kajian keislaman terbesar di Asia Tenggara ini, akan dilaksanakan pada 1-4 Februari 2024.
AICIS menjadi konferensi terbesar yang membahas studi keislaman di perguruan tinggi. Acara ini akan menghadirkan para peneliti dan akademisi berbagai negara di Asia Tenggara membahas isu terkini agama dan kemanusiaan.
Masih di forum yang sama, Kemenag juga menggelar leader forum dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara untuk berbicara masalah kemanusiaan, perdamaian dalam skema hak asasi manusia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Muhammad Ali Ramdhani mengatakan isu agama dalam mengatasi krisis kemanusiaan menjadi topik yang bakal dibahas.
Terdapat 7 sub tema yang menjadi bahasan utama, yakni Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara. Kemudian dampak isu keagamaan internasional dan ketegangan terhadap nasionalisme kewarganegaraan, dan HAM.
Kesetaraan, keadilan, dan krisis kemanusiaan disusul ketegangan agama dan kemanusiaan global juga tak luput dari bahasan.
Sub tema selanjutnya yang dibahas yakni mengenai gender, spiritualitas, dan minoritas.
Lalu, ada sub tema kajian Fiqh Siyasah, yang membahas perang dan kedamaian era pascakolonial. Forum konferensi juga membahas konsep Maslahah Mursalah yang berbasis kebijakan, kesetaraan dan pemberdayaan.
"Mulai hari ini, kami undang para peneliti dan akademisi untuk ikut berpartisipasi dalam call for paper & panels AICIS 2024,"
"Tema yang diusung dalam konferensi adalah Redefining the Roles of Religion in Addresing Human Crisis: Encouting Peace, Justice and Human Right Issues." kata Prof Ali di UIN Walisongo Semarang, Senin (11/12/2023).
Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Ditjen Pendis) Prof. Ahmad Zainul Hamdi meminta akademisi dan peneliti bisa menyelesaikan problem agama dan kemanusiaan di luar kehidupan kampus.
"AICIS ini jangan hanya menjadi forum akademik yang bermakna, tapi harus ikut menyelesaikan problem di luar kampus. Jangan menjadi negara gading," kata Prof Zainul.
Prof. Zainul menambahkan, hasil konferensi ini bakal menjadi referensi karya ilmiah masyarakat dalam menyikapi permasalahan zaman.
"Tema AICIS selalu munasabah dengan tema sebelumnya. Tema tahun ini kita ingin memperdalam bahwa kajian keagamaan umum pada akhirnya harus berani mendefiniskan diri ketika dihadapkan pada krisis kemanusiaan," tegasnya.