TRIBUNJATENG.COM - Gelombang protes melalui unjuk rasa terjadi di sejumlah daerah di Israel menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengundurkan diri.
DIlansir dari Al Jazeera melaporkan, para demonstran menyerukan pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza, penghapusan pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu dan diakhirinya perang di Gaza.
Ribuan pendukung, teman dan keluarga tawanan Israel yang dibawa oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu berunjuk rasa di “Lapangan Penyanderaan” Tel Aviv pada hari Sabtu (6/1/2024).
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya karena, sepanjang awal perang ini, semua orang telah sepakat, termasuk para pengunjuk rasa anti-pemerintah, bahwa mereka perlu bersatu pada saat terjadi perang, pada saat para tawanan masih ditahan di Gaza," kata Sara Khairat dari Al Jazeera, melaporkan dari Tel Aviv.
Jumlah orang yang hadir di alun-alun tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa minggu terakhir saat hanya puluhan hingga ratusan orang berkumpul.
“Sekarang, beberapa ribu orang berkumpul di sini,” kata koresponden Al Jazeera.
Para pengunjuk rasa berteriak:
“Bushah bushah, bushah”, yang berarti “malu, malu, malu” mengacu pada pemerintah.
Mereka juga menyalahkan Netanyahu dan pejabat lainnya atas peristiwa 7 Oktober.
“Ini memberi Anda gambaran betapa marahnya beberapa orang ini,” kata Khairat.
Di Yerusalem, orang-orang berkumpul di depan rumah Presiden Israel Isaac Herzog untuk berdemonstrasi, menuntut pengembalian lebih dari 100 tawanan yang masih ada di Gaza.
Update terkini perang Israel-Hamas
Masih mengutip Al Jazeera, berikut perkembangan terbaru perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
- Anak-anak di Gaza sekarat dalam segala aspek, ujar Tanya Haj-Hassan, seorang dokter di MSF.
- Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa pasukan Israel telah menyelesaikan pembongkaran “kerangka militer” Hamas di Gaza utara.