TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Berikut ini video Kuliner Brayo Blendrang dari Buah Mangrove Khas Sayung Demak.
Tanaman Magrove selain bermanfaat mencegah abrasi dan menjaga kualitas air, tumbuhan tersebut memiliki buah bernama Pedada yang bisa diolah sebagai cemilan cukup nikmat.
Pedada di tangan Sutikah (50) warga Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, bisa dijadikan cemilan yang diberikan nama Brayo Blendrang.
Sutikah mengatakan bahwa sudah sejak kecil mengetahui jika bauh magrove bisa di konsumsi.
"Dari saya kecil tahu kan buah itu bisa dimakan tapi harus di masak dulu, ibu saya sering buatin Brayo Blendrang," kata Sutikah kepada Tribunjateng, Kamis (28/12/2023).
Dia menjelaskan bahwa Brayo Blendrang itu berisikan olahan isi buah Pedada diberikan parutan kelapa dicampur dengan gula dan garam.
Sebelum disajikan dengan parutan kelapa dicampur gula dan garam kata Sutikah, buah Pedada harus dikelupas terlebih dahulu dan dibersihkan lalu direbus selama dua hari untuk menghilangkan rasa pahit.
"Harus direndam dulu sekiranya dua terlebih dahulu sebelum bisa dinikmati dengan kelapa ditambah gula dan garam," ucapnya.
Ia menuturkan bahwa tujuan direbus terlebih dahulu selain untuk menghilangkan pahit, juga membersihkan lendir pada buah Pedada.
Perempuan yang sudah mencapai usia lansia itu menuturkan bahwa olahan buah Pedada ini bisa menjadikan makanan pokok, lantaran cukup mengeyangkan.
Namun lanjut kata dia, Brayo Blendrang hanya dijadikan santapan cemilan saja di warga Desa Surodadi.
"Ini enak banget kan makan ini bisa kenyang kayak makan beras dam jagung, tapi ini dibuat cemilan saja kalau di Desa Surodadi," ujarnya.
Selain dinikmati sendiri, Sutikah pun menjual makanan cemilan khas Desa Surodadi ini dengan satu porsinya Rp 5 ribu saja.
"Satu porsinya cuma Rp 5 ribu saja kok bisa dinikmati, ini saya juga menitipkan di warung warung gitu," tuturnya.
Ia menceritakan untuk mendapatkan buah Pedada itupun harus dengan perjuangan cukup berat, lantaran harus melewati lumpur dan air rob cukup tinggi.
"Nyariknya susah harus melewati lumpur dan rob setengah meteran karena biasanya tanaman magrove ada di tengah rob," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa buah magrove atau Pedada tidak hanya diolah menjadi Brayo Blendrang saja, melainkan bisa dijadikan agar agar juga.
"Kalau tidak suka menikmati seperti ini (Brato Blendrang) buah magrove bisa diolah agar agar ataupun puding yang disukai anak kecil," jelasnya.
Untuk rasa olahan buah magrove ini lebih cenderung seperti jagung ataupun singkong yang hambar dengan sedikit rasa pahit jika dinikmati tanpa campuran parutan kelapa, gula dan garam.
Selain itu Brayon Blendrang dipercaya masyarakat berkasiat untuk menyembuhkan sakit perut.
"Biasanya kalau perutnya sakit makan ini bisa sembuh," tutup Sutikah.
Disisi lain, Bupati Demak Eisti'anah mengatakan bahwa ini adalah hasil kreatif dan kebudayaan khas dari Desa Surodadi.
Ia menjelaskan bahwa tanaman Magrove memiliki khasiat yang cukup banyak.
"Yah alhamdhulilah ini tradisi harus dilestarikan, apalagi tanaman magrove memiliki khasiat cukup banyak mulai dari akar hingga buahnya bisa dimanfaatkan," kata Bupati Demak.(Ito)