Menurut Kustini, ia juga sudah melapor kepada tim SAR tapi motornya masih belum ditemukan.
"Motor itu sangat penting bagi saya karena karena kalau tak ada motor saya tak bisa kerja," katanya.
Kustini mengatakan, dengan motor itu, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menafkahi anak dan ibunya Aminah (59) karena sudah tak memiliki suami.
"Saya kerja jadi ojek online, makanya kalau tak ada motor saya tak bisa kerja.
Sebab tak ada kerjaan lain untuk bisa memenuhi kebutuhan ibu dan anak saya," ujar Kustini.
Menurut Kustini, pencarian motornya yang terbawa arus banjir bandang itu sulit karena banjirnya membawa sampah dan lumpur, hingga jika tertimbun tak terlihat.
"Sekarang juga banyak sampahnya, ini di bawah tumpukan sampah ini terlihat ada motor.
Motor saya warna biru putih," katanya.
Memang terlihat ada motor di tumpukan sampah tersebut, dalam tumpukan sampah yang ditunjuknya terlihat motor ber-shockbreker warna merah.
"Tapi gak tau motor saya ada di situ atau tidak," katanya.
Menurut beberapa warga, kata Kustini, di bawah tumpukan sampah bercampur lumpur itu ada beberapa motor.
Kustini mengaku, akibat banjir tersebut kemarin malam mengungsi ke SMPN 1 Dayeuhkolot dan kini untuk sementara mengungsi di rumah saudaranya yang ada di Palasari.
Sore tadi, kustini terlihat kebingungan, pasalnya usahanya mencari motornya yang terbawa hanyut belum membuahkan hasil.
Saat ia memutuskan menghentikan pencariannya, dan kembali ke rumah saudaranya.
Setelah melewati jembatan Sungai Cigede, tangis Kustini pecah. Anaknya pun yang bisa melihat sang ibu.