Sementara itu salah satu petani yang membeli pupuk, Rakiman, mengaku sangat terbantu dengan adanya program Gebyar Diskon Pupuk yang diselenggarakan oleh Pupuk Indonesia.
Terlebih pada saat ini sedang memasuki masa tanam, sehingga memangkas biaya operasional dan bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya.
Semangat Rakiman untuk mendapat diskon pupuk ini sangat terlihat, hal itu karena dirinya menggunakan sepeda ontel untuk membeli pupuk di lokasi, padahal petani lainnya mayoritas menggunakan sepeda motor.
Meski usia tidak lagi muda dan tubuh mulai renta, tapi Rakiman tetap semangat mendorong sepeda ontel tua miliknya ketika mendapat giliran membeli pupuk.
Setelah mendapat, Rakiman langsung mendorong sepedanya dengan hati-hati karena membawa dua kantong pupuk total seberat 50 kilogram.
Rakiman mengatakan dirinya selama ini bertani padi di lahan sendiri.
Ditanya persyaratan untuk bisa mendapatkan diskon pupuk, Rakiman mengaku sangat mudah karena hanya menunjukkan KTP dan kupon yang disediakan panitia.
Pendaftarannya sendiri langsung dari Kelompok Tani.
"Tadi saya membeli satu paket pupuk berisi dua kantong harga Rp 270 ribu. Ya sangat membantu karena meringankan biaya. Biasanya paling tidak saya keluar biaya Rp 450 ribu untuk 50 kilogram pupuk. Persyaratannya juga mudah, cukup membawa KTP dan menunjukkan kupon yang dari sini (Pupuk Indonesia)," tutur Rakiman.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Prayitno, menerangkan mayoritas petani di Kabupaten Pemalang ketika menggunakan pupuk saat masa tanam "Jor-joran" tidak sesuai anjuran pemerintah.
Sehingga dengan adanya program Gebyar Diskon Pupuk nonsubsidi yang diselenggarakan Pupuk Indonesia, Prayitno merasa bersyukur karena petani bisa terbantu.
"Saya berharap para petani mau menanam dengan sistem tanam Jajar Legowo, sehingga penggunaan pupuk bisa minim tidak seperti biasanya. Saya berencana memasifkan sistem tanam Jajar Legowo, karena itu merupakan program dari Kementerian Pertanian. Saya meyakini sudah melalui kajian yang jitu dan tidak mungkin asal memunculkan program," tutup Prayitno. (dta)