TRIBUNJATENG.COM, GAZA -- Penghancuran Khan Yunis oleh pasukan Israel semakin intensif dilakukan. Israel terus melakukan pemboman beberapa hari terakhir, dengan menyasar rumah sakit dan menghancurkan kuburan.
Khan Yunis merupakan kota besar di Gaza selatan, pusat berdagangan terbesar setelah Gaza itu sendiri.
Penggempuran di Gaza selatan ini lanjutan dari Gaza (utara) yang telah porak poranda.
Pasukan Israel menargetkan rumah sakit, kuburan, dan seluruh lingkungan di Gaza sebagai persiapan untuk pemukiman Yahudi.
Setelah kota dihancurkan, penduduk diusir, selanjutnya Israel akan mendirikan permukiman Yahudi di tempat tersebut.
Demikian rencana dan target yang disampaikan Israel.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada tanggal 22 Januari bahwa pasukan Israel telah membunuh 190 orang di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir, meningkatkan upaya untuk menghancurkan kota Khan Yunis di selatan yang terkepung.
Kepala bedah plastik dan luka bakar di Rumah Sakit Nasser Khan Yunis, Dr Ahmed al-Moghrabi, mengatakan ada pengeboman di sekitar Rumah Sakit, sementara orang-orang yang terjebak di dalam rumah sakit mulai menggali kuburan massal karena jumlah korban tewas terus bertambah.
Tentara Israel menyerang Rumah Sakit Al-Khair di Khan Younis dan menahan staf medisnya, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra.
Delapan ribu orang dilaporkan terjebak di dalam Rumah Sakit Al-Amal, di mana para pengungsi terluka akibat tembakan dari drone Israel yang menargetkan warga di Rumah Sakit Al-Amal pada 19 Januari, menurut Bulan Sabit Merah.
Kekurangan Makanan
Runtuhnya sistem kesehatan di Gaza dan kekurangan makanan di tengah pemboman Israel terus mengancam anak-anak.
Begitu pula mengancam puluhan ribu wanita hamil di daerah kantong yang terkepung tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya mencatat ratusan keguguran dan kelahiran prematur dalam beberapa hari terakhir sebagai akibat dari kepanikan dan pengungsian paksa akibat pemboman brutal di Gaza.
Pasukan Israel juga menggunakan bahan peledak berukuran besar untuk menghancurkan seluruh lingkungan di Khan Yunis, dan berjanji untuk memperluas serangannya terhadap kota tersebut seiring dengan serangan mereka di Gaza.
Militer Israel telah menodai setidaknya 16 kuburan dalam serangan daratnya di Gaza, menggunakannya sebagai tempat pangkalan militer dan menggali jenazah warga Palestina, CNN melaporkan.
Pasukan Israel mengklaim mayat-mayat itu digali sebagai bagian dari pencarian sisa-sisa warga Israel yang ditawan oleh Hamas selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.
Ketika kehancuran dan kematian meningkat, Israel terus merencanakan pemukiman Yahudi di Gaza jika Hamas dikalahkan.
Zvi Sukkot, anggota koalisi Knesset dari partai Religius Zionisme, baru-baru ini menyatakan: “Kita membutuhkan kemenangan di Gaza, sebuah kemenangan yang akan bergema di seluruh dunia, yang mencakup pendudukan sebagian Jalur Gaza, pembongkaran rumah, aneksasi. dan fondasi pemukiman Israel.”
21 Tentara Israel Tewas dalam Sehari
Sementara itu, pengakuan kekalahan terburuk di Gaza disampaikan Israel, Selasa (23/1/2024) bahwa dalam sehari tentaranya tewas sebanyak 21 orang. Itu adalah jumlah korban tewas terbesar dalam satu hari dari tentara Israel sejak dimulainya operasi darat pada 27 Oktober lalu.
"Sebagian besar tentara tewas ketika tembakan granat berpeluncur roket menghantam sebuah tank dan sebuah bangunan yang sedang mereka coba ledakkan," kata Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi Israel, sebagaimana dikutip dari AFP.
Israel sebelumnya juga pernah mengumumkan kekalahan tempur terburuknya di Gaza pada Rabu (13/12/2023). Ketika itu, dikatakan bahwa ada 10 tentara Israel yang tewas dalam 24 jam terakhir. Hagari mengatakan beberapa tentara yang tewas kali ini adalah tentara cadangan.
"Kami bekerja untuk menemukan para korban hingga jam-jam terakhir," kata Hagari, mengindikasikan kesulitan dalam mengevakuasi mayat-mayat yang terkubur di bawah reruntuhan.
"Para prajurit kami mengorbankan apa yang paling mereka sayangi, sehingga kami semua dapat tinggal di sini dengan aman," katanya. Israel memulai serangan besar-besaran terhadap militan Hamas di Gaza setelah kelompok Palestina itu menyerang Israel selatan pada 7 Oktober lalu.
Serangan Hamas tersebut diklaim Israel menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil. Sementara itu, serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan 25.295 orang, sebagian besar dari mereka adalah perempuan, anak-anak dan remaja, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
(kompas/tribunnews)
Baca juga: Istri Fauzy Aribammar Pengemudi Maxim Semarang Tewas Dibunuh Puas Putusan Seumur Hidup Bagi Pelaku
Baca juga: Tabel KUR BRI dan NON KUR 2024, Pinjaman Rp 50 Juta Cicilan Mulai Rp 1,3 Juta per Bulan
Baca juga: PSIS Semarang Menang Tipis 2-1 Saat Laga Uji Coba Kontra Persip Pekalongan
Baca juga: Sosok Chachik Sosialita Pemalang, Tilep Uang Arisan Bodong Rp 2 Miliar