Berita Kudus

One Action One Tree, Upaya Menjaga Lingkungan dan Tingkatkan Ekonomi Petani di Patiayam Kudus

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta #OAOT saat menanam pohon kayu di Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus, Selasa (6/2/2024).  

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Program #OneActionOneTree (#OAOT)yang diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) telah memasuki tahun keempat.

Program kampanye digital untuk menanam pohon yang sudah berjalan sejak 2020 itu konsepnya mengonversi sejumlah aktivitas mulai dari bersepeda, lari, dan unggahan media sosial ke dalam bentuk bibit pohon.

Hasil aktivitas bersepeda, lari, dan unggahan media sosial yang dikonversikan ke dalam bentuk bibit pohon itu ditanam di Perbukitan Patiayam dan lereng Gunung Muria.

Baca juga: Kemenko PMK Giat Revolusi Mental di Stikes Muhammadiyah Tegal, Penanaman Pohon & Makanan Sehat 

Untuk merawat tanaman tersebut BLDF bekerja sama dengan kelompok tani.

Program ini bermaksud untuk memberikan dampak ekonomi jangka panjang bagi para petani penggarap lahan di Perbukitan Patiayam dan lereng Muria, selain itu yang tidak kalah penting adalah menjaga lingkungan dari kerusakan.

Program yang telah berjalan sejak 2020 itu telah berhasil mengumpulkan 1.506.197 kilometer aktivitas bersepeda, 260.068 kilometer dari aktivitas lari, dan 5.292 unggahan di media sosial.

Dari seluruh aktivitas itu kemudian dikonversi ke dalam bentuk bibit menjadi sebanyak 62.180 bibit pohon.

Secara simbolis penanaman hasil program #OAOT berlangsung di Perbukitan Patiayam Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus oleh sepuluh perwakilan Darling Squad dan tiga peringkat teratas peserta #OAOT pada Selasa 6 Februari 2024.

Setelah memasuki tahun keempat, #OAOT yang diinisiasi oleh BLDF mulai bisa dirasakan hasilnya oleh Kelompok Tani Wonorejo di Desa Gondoharum.

Ini merupakan tahun pertama para petani di perbukitan Patiayam mulai bisa memanen hasil tanaman buah mangga gadung.

Tanaman itu dipilih karena tergolong Multipurpose Trees Species (MPTS) atau tanaman kayu yang memiliki sifat multiguna secara ekologi dan ekonomi.

“Ini sudah mulai ada yang berbuah pohon mangganya. Per pohon bisa sampai 7 kilogram buahnya,” kata Ketua Kelompok Tani Wonorejo Mashuri.

Mashuri mengakui memang semula Perbukitan Patiayam gundul.

Warga menanaminya dengan tanaman jagung.

Keresahan demi keresahan akhirnya muncul setelah beberapa ancaman bencana misalnya banjir bandang dan longsor membayangi mereka.

Akhirnya pihaknya membangun komitmen bersama seluruh anggota kelompok tani untuk melakukan penghijauan.

Hanya saja, ketika lahan ditanami tanaman kayu, otomatis akan mengganggu tanaman jagung mereka.

Alhasil diambil jalan tengah, anggota Kelompok Tani Wonorejo bersedia menanam tanaman kayu berupa pohon mangga di lahan jagungnya dengan metode tumpangsari.

“Jadi meski jagungnya terganggu dengan adanya pohon mangga, tapi ketika kami hitung hasil dari panen jagung dan buah mangga hasilnya akan lebih banyak,” kata Mashuri.

Luas lahan garapan milik anggota Kelompok Tani Wonorejo di Perbukitan Patiayam mencapai seluas 300 hektare.

Masing-masing lahan tersebut telah tertanam pohon mangga dan jagung.

Mashuri berharap pada masa mendatang saat pohon mangga mencapai puncak panen, desanya bisa dikenal sebagai penghasil mangga terbesar di Jawa Tengah.

Mashuri mengakui bahwa upaya penghijauan di wilayahnya bukan hal mudah.

Untuk memastikan penghijaun dengan pohon mangga gadung di wilayahnya bisa berjalan di dalam kelompok tani telah dibagi tugas.

Ada yang bertanggung jawab di bidang penanaman, ada pula yang bertanggung jawab di bidang perawatan tanaman agar tetap hidup.

Dan ke depan saat pohon mangga mulai memasuki puncak masa panen, pihaknya telah membentuk divisi pemasaran.

Untuk memastikan seluruh rencana itu bisa berjalan Mashuri menyadari kelompoknya tidak bisa berjalan sendiri. Perlu adanya pendampingan.

Untuk itu pihaknya berharap pendampingan yang selama ini telah dilakukan oleh tim BLDF bisa terus berlanjut sampai Patiayam benar-benar hijau dan rimbun, sedangkan warga di sekitarnya berdaya secara ekonomi dari hasil tanaman di Perbukitan Patiayam.

Sementara Program Manager BLDF Eko Budi Utomo mengatakan, selama pendampingan pihaknya mengakomodir apa yang menjadi keinginan petani penggarap lahan Patiayam.

Pihaknya tidak secara serampangan menentukan bibit pohon yang akan ditanam.

“Termasuk pohon mangga ini juga bagian dari yang diinginkan petani. Selain bagus secara ekologi, pohon ini juga memiliki nilai ekonomi dari buah yang dihasilkan,” kata Eko.

Baca juga: Pertamina EP dan PEPC Alas Kemuning Lakukan Penanaman Pohon di Desa Nglobo Blora

Sejak dimulai pada 2020, #OAOT sampai saat ini lahan yang ditanami pohon kayu di Patiayam sudah seluas 30 persen.

Tentu program dan pendampingan yang pihaknya lakukan tidak akan berhenti sampai Patiayam dan lereng Muria benar-benar hijau dan rimbun.

Masyarakat di sekelilingnya pun bisa meningkat ekonominya dari hasil tanaman tersebut. (*)

Berita Terkini