Nasib Transpuan Semarang Jelang Coblosan: Jadi Bahan Diskriminasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Persatuan Waria Semarang (Pewaris) Silvi Mutiari saat menata baju pengantin pesanan pelanggannya. Ia mengaku, menjelang coblosan timses dan caleg enggan mendekati kelompoknya, Kota Semarang, Selasa (13/2/2024).

Terpisah, Perempuan Pekerja Pembela HAM dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Nurul Safaatun mengatakan, para kelompok minoritas seperti transpuan, pekerja seks perempuan (PSP) dan kelompok minoritas lainnya banyak yang apatis terhadap pemilu 2024. 

"Mereka ada hak pilih tapi kadangkala mereka menganggap memilih tak mengubah keadaan mereka," paparnya.

Ia menambahkan, nantinya siapapun yang terpilih  bisa mengangkat hak asasi manusia sebagai isu prioritas.

"kemudian penanganan kekerasan terhadap kelompok minoritas juga harus prioritas," imbuhnya. (iwn)

 

Berita Terkini