Pantura Karanganyar Demak Terputus, Jembatan Apung Jadi Alternatif Warga Menyeberang

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: Daniel Ari Purnomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pengendara melintas di jembatan apung penghubung antara Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus dengan Desa Kedungwaru, Kecamatan Karanganyar, Demak, Selasa (13/2/2024).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Sejumlah warga memilih melintas di jembatan apung yang menghubungkan antara Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, Kudus dengan Desa Kedungwaru, Kecamatan Karanganyar, Demak. Jembatan ini dipilih lantaran jalur Pantura Karanganyar terputus akibat banjir.

Pantauan di lokasi pada Selasa 13 Februari 2024, sejumlah warga melintas di jembatan apung tersebut. Tampak lalu-lalang warga yang melintas di jembatan yang memiliki panjang 70 meter dengan lebar 2,5 meter tersebut. Padahal biasanya hanya saat pagi dan sore hari jembatan tersebut ramai lalu-lalang pengendara.

Salah seorang warga Kabupaten Pati Santoso memilih melintasi jembatan tersebut karena Pantura Karanganyar Demak masih terputus. Dia melintas di jembatan tersebut karena mendapat saran dari temannya.

“Ini baru pertama lewat sini, karena disarankan sama teman. Ini menjadi penolong bagi warga yang hendak menuju ke Demak,” kata Santoso.

Santoso tidak merasa keberatan karena saat melintas di jembatan apung tersebut harus membayar retribusi sebesar Rp 2 ribu. Baginya jembatan itu menjadi penolong daripada dia tidak sampai tujuan.

Kemudian warga lainnya Siti Maesaroh sengaja melintas di jembatan tersebut karena ingin pulang ke Demak dari RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Memang lebih lama dibandingkan dengan lewat jalur Pantura. Tapi apa daya, Pantura Karanganyar Demak sedang lumpuh tak bisa dilewati. Jembatan itu bisa menjadi penolong bagi warga.

Sementara warga Setrokalangan Suwarno mengatakan, jumlah pengendara yang melintas di jembatan apung mengalami peningkatan. Jika hari biasanya hanya saat pagi dan sore jembatan ramai, kali ini bahkan selain saat pagi dan sore banyak warga yang melintas di jembatan itu. Peningkatan ini mutlak karena jalur Pantura Karanganyar terputus.

Lelaki yang sehari-hari beraktivitas di sekitar jembatan apung tersebut mengatakan, sebelum ada tragedi Pantura Karanganyar terputus karena banjir jembatan apung tersebut hanya sekitar dua ribu warga yang melintas. Mereka adalah para pelajar dan buruh pabrik rokok asal Demak yang bekerja di Kudus.

“Sejak lima hari terakhir ini banyak sekali yang melintas karena banjir di Karanganyar Demak,” kata Suwarno.

Berita Terkini