“Sebagiannya sudah mulai membusuk, melunak, terutama kedua parunya sudah mencair.
Ya itu kami asumsikan mungkin karena kebanyakan eh air yang masuk, karena ini di kolam renang ya sehingga parunya itu mencair sehingga eh tidak kami temukan lagi jejak-jejak organ parunya.
Kemudian juga eh untuk pemastian tenggelamnya kami harus mengambil organ dari sumsum tulang yaitu jadi tulang pahanya kami ambil untuk dilakukan pemeriksaan destruksi asam atau nanti kita periksa adanya tumbuhan air di dalam sumsum tulang tersebut, gitu.
Mengapa harus diambil karena memang di setiap air menggenang baik itu air tawar, maupun air asin pasti akan ada tumbuhan airnya berupa ganggang ataupun diatom.
Jadi fokus kami pada saat ekshumasi itupun itu yang kami cari, karena kalau untuk mencari adanya air dalam lambung atau usus atau mungkin parunya ngembang itu agak susah mengingat kondisi korban sudah sepuluh hari dimakamkan.
Sehingga pada saat malam itu juga kami langsung ke Puslapfor, Bareskrim Polri di Sentul kami melakukan pemeriksaan eh destruksi asam dan di sumsum tulang dan di organ hatinya kami temukan adanya tumbuhan air berupa ganggang.
Dengan demikian keterangan dari penyidik bahwa saat pemeriksaan pertama di Rumah Sakit Pondok Kopi dan Premiere Jatinegara, adanya tanda-tanda terendam berupa badannya basah semuanya, kemudian tangannya keriput, ditambah ada tanda-tanda kekurangan oksigen berupa bibirnya itu kami sebut diagnosis ya atau keunguan, kemudian kuku-kuku dari korban juga semuanya ungu.
Itu menunjukkan bahwa korban memang kekurangan oksigen berat.
Kemudian hasil pemeriksaan autopsinya juga didukung kami temukan dari tumbuhan air dalam sumsum tulang dan organ hatinya, sementara kami menyiimpulkan bahwa kondisi korban sesuai dengan korban meninggal akibat tenggelam atau masuknya air ke dalam saluran pernafasan.
Mungkin dari itu hasil pemeriksaan kedokteran forensik eh ditambah tadi diperkuat dengan Puslapfor dari toklin bahwa memang tidak ditemukan adanya bahan-bahan atau senyawa yang bersifat racun yang dapat kita asumsikan menjadi sebab kematian korban sehingga urutan pertama itu sesuai kondisi meninggal akibat tenggelam.
Itu yang kami pikirkan di bidang kedokteran forensik, sekian dari saya, saya kembalikan ke pak Kabid Humas.”
Berdasarkan hasil autopsi, diketahui jika Dante meninggal dunia karena kekurangan oksigen berat akibat tenggelam pasca dibenamkan kepalanya oleh Yudha Arfandi sebanyak 12 kali.
Kondisi jenazah Dante yang telah berhari-hari membuat tim forensik cukup sulit melakukan pemeriksaan, sehingga dilakukanlah pemeriksaan dengan mengambil sumsum tulang milik Dante.
(*)