TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pemkab Jepara pastikan sebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) masih dinilai aman dan bisa dikendalikan.
Demikian yang disampaikan, Kepala Dinkes Kabupaten Jepara Mudrikatun saat ditemui seusai mengikuti upacara pembukan TMMD di lapangan Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, kabupaten Jepara, Selasa (20/2/2024).
Menurutnya saat ini pihaknya masih bisa menagani kasus DBD yang berada di Kabupaten Jepara
"Masih bisa ditangani, dikendalikan, begitu ada gejala segera ke rumah sakit," kata Mudrikatun kepada Tribunjateng.com, Selasa (20/2/2024).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya baru mencatat dua orang yang meninggal terserang DBD.
"Korbannya sampai hari ini ada dua, ada komplikasi penyakit yang lain," ucapnya.
Kadinkes Jepara menegaskan pihaknya meminta masyarakat untuk bisa lebih mempedulikan lingkungan supaya mengurangi penyebaran DBD.
"Saya sampaikan ketika ada gejala langsung ke RS, Dari DKK sudah bikin surat edaran, pemberantasan nyamuk, epidemiologi, sudah banyak," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa edaran tersebut mengacu pada kasus DBD yang saat ini mengalami peningkatan.
Disisi lain, PJ Bupati Jepara, Edy Supriyanta meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara untuk bisa mengajak masyarakat supaya mempedulikan lingkungan sekitar.
"Menginstruksikan ke DKK termasuk puskesmas beri tahu masyarakat pemberantasan sarang nyamuk, penyemprotan fogging ke desa-desa bisa kurangi DBD insyaallah DBD di Jepara terkendali," ucap PJ Bupati Jepara.
Ia menegaskan bahwa kasus DBD tidak terlalu banyak di Kabupaten Jepara.
"RS tidak penuh dan masyarakat bisa dilayani," tegasnya.
Sebagai informasi tambahan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jepara meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Januari 2024 ini, di RSUD RA Kartini tercatat setidaknya ada 145 kasus DBD yang terdeteksi.
Dari sejumlah itu, dua pasien di antaranya meninggal dunia.
Plt Wakil Direktur RSUD Kartini Jepara, M Amirudin Khairul Amin, mengatakan bahwa untuk kasus DBD di Kabupaten Jepara mengelami kenaikan dari bulan Oktober 2023 sampai Januari 2024.
Ia menjelaskan pada bulan Oktober 2023 ada 23 kasus, November 31 kasus, di mana 7 orang di antaranya menyerang orang dewasa, sementara sisanya adalah anak-anak.
Sedangkan Desember terdapat 47 kasus DBD.
Rinciannya 41 pasien dewasa dan 6 anak-anak.
Januari 2024, melonjak hingga ada 145 kasus. Di mana amyoritas pasien adalah anak-anak.
Dengan banyaknya kasus yang ada lanjut kata dia, awal tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.
"Dari data itu tahun 2023 pun cuman tidak sebanyak ini Januari 2023 hanya 63 kasus tahun ini ada kenaikan hampir 2 kali lipat," tuturnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jepara, Eko Cahyo Puspeno membeberkan, berdasarkan sistem E-DBD mendata 120 suspect DBD dan 18 pasien terindikasi DBD.
Ia menyebut, angka tersebut muncul sesuai kriteria yakni mengalami trombosit turun 10.000 dan penurunan hemokonsentrasi kemungkinan puncak februari-maret. (Ito)