"Tempat Kumpulnya Memang di Sini" Pengakuan Pemilik WIG Tempat Geng Tai Binus Eksekusi Target Bully
TRIBUNJATENG.COM - Hermawati, pemilik WIG, atau Warung Ibu Gaul tempat Geng Tai Binus melakukan bullying angkat bicara.
Diberitakan sebelumnya, Geng Tai Binus belakangan menjadi sorotan.
Geng Tai adalah sekelompok remaja yang bersekolah di Binus School Serpong yang tega membully teman sekolahnya sendiri.
Belakangan, Geng Tai menjadi sorotan setelah korban bullying mengusut tindakan-tindakan tak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh pelajar Binus.
Apalagi, beberapa anggota Geng Tai diketahui adalah anak dari orang-orang ternama.
Sebut saja Legolas Rompies, putra sulung dari Vincent Rompies yang dikonfirmasi terlibat dalam perundungan.
Perundungan atau bullying yang dilakukan Geng Tai Binus bertempat di WIG atau Warung Ibu Gaul.
Ternyata pemilik warung WIG, Hermawati, mengaku tidak tahu kalau tempatnya dijadikan wadah bullying.
“Sama sekali saya tidak tahu, persisnya gak tahu," kata Hermawati.
Perempuan berusia 40 tahun itu hanya mengetahui pelajar yang sering datang ke warungnya kerap bercanda.
"Soalnya, yang saya tahu, mereka memang sering pada bercanda di sini. Jadi, benar-benar kejadian itu saya gak tahu,” kata perempuan berusia 40 tahun tersebut.
Hermawati bahkan baru mengetahui bahwa bullying yang dilakukan Geng Tai melibatkan anak Vincent Rompies dari berita.
“Malah tahu dari berita. Kami sendiri malah gak tahu. Baru kemarin sore (lihat videonya)," tutur Hermawati.
"Iya (saya kenal orang-orang yang di dalam video, karena) tempat kumpulnya memang di sini,” lanjut dia.
Menurut pengakuan Hermawati, siswa Binus School Serpong memang kerap nongkrong di tempatnya bahkan dari generasi ke generasi sejak sekolah tersebut dibuka.
Biasanya, Geng Tai nongkrong di WIG pada sore hari atau ketika mereka pulang sekolah.
“Biasanya antara jam 16.00 WIB atau 16.30 WIB mereka pulang sekolah."
"Paling sampai 17.30 WIB mereka balik, gak lama."
"(Yang menongkrong di sini) kurang lebih ada 20 orang,” ungkap Hermawati.
Hermawati Ditelepon Alumni Binus School Serpong
Akibat viralnya kasus bullying yang dilakukan Geng Tai, beberapa alumni Binus School Serpong menelepon Hermawati.
“Makanya, alumni-alumni sampai telepon semenjak kejadian ini, karena kan mereka semua pernah nongkrong di sini juga."
"Sudah gitu, alumni sudah dianggap sebagai anak sendiri sama ibu saya,” kata adik Hermawati, Hermanto (31).
“(Alumni) bilang gini, ‘Bu, kok bisa ada kejadian kayak gini? Kami kan yang namanya alumni, gak pernah kayak gini, ibu tahu kan? Kami kayak bercanda doang, kayak ngobrol’."
"Nah, makanya kami kaget. Kok bisa sih sampai kayak gini. Karena mereka anak baik-baik, sopan, gak ada masalah,” imbuh Hermawati.
Dilansir Tribunjateng.com dari Kompas.com, Warung Ibu Gaul berjarak sekitar 70 meter dari gerbang Pos 5 Binus School Serpong.
Warung kelontong yang tembus dengan rumah pribadi tersebut menjual aneka minuman kemasan, mi instan, hingga jajanan ringan.
Tepat di sebelah kanan warung tersebut, ada sebuah jalan kecil menurun selebar kurang lebih 50 cm menuju area depan rumah tinggal sang pemilik warung.
Area depan rumah cukup tertutup karena berbatasan dengan tembok setinggi satu meter, pembatas rumah warga lain.
Di tempat itulah perundungan terjadi.
Pemilik Warung Ibu Gaul (WIG), Hermawati (40), mengaku terkejut setelah mengetahui Geng Tai siswa Binus School Serpong melakukan perundungan di area tempat usahanya.
Sebab, sepengetahuan Hermawati, siswa yang kerap kali menongkrong di tempat usahanya setelah pulang sekolah ini merupakan anak yang baik dan sopan.
“Saya kaget ada kejadian kayak gitu, sama sekali saya tidak tahu, persisnya gak tahu. "
"Soalnya, yang saya tahu, mereka memang sering pada bercanda di sini."
“Enggak (sangka), mereka anak baik-baik, sopan,” aku Hermawati, seperti dikutip Tribunjateng.com dari Kompas.com
Warung kelontong yang tembus dengan rumah pribadi tersebut menjual aneka minuman kemasan, mie instan, hingga jajanan ringan.
Tepat di sebelah kanan warung tersebut, ada sebuah jalan kecil menurun menuju area depan rumah tinggal sang pemilik warung.
Area depan rumah cukup tertutup karena lebar jalan hanya sekitar 50 sentimeter dan jalan buntu yang berbatasan dengan tembok setinggi satu meter, bagian rumah warga lain.
Di tempat itulah perundungan terjadi.
“Karena memang posisi (warungnya) di atas, ke bawah cuma antar makanan atau minuman yang mereka pesan. Habis itu ke atas lagi,” ujar adik Hermawati, Hermanto (31), dalam kesempatan yang sama.
Hermawati mengakui, siswa Binus School Serpong dari generasi ke generasi menongkrong di tempat usahanya sejak sekolah tersebut dibuka.
Namun, menurut dia, sebelumnya tak pernah ada perundungan.
“Biasanya antara jam 16.00 WIB atau 16.30 WIB mereka pulang sekolah. Paling sampai 17.30 WIB mereka balik, gak lama. (Yang menongkrong di sini) kurang lebih ada 20 orang,” ungkap Hermawati.
Setelah informasi soal kasus perundungan tersebut viral dan menjadi sorotan, Hermawati mengaku banyak menerima telepon dari para alumni Binus School Serpong.
“Makanya, alumni-alumni sampai telepon semenjak kejadian ini, karena kan mereka semua pernah nongkrong di sini juga. Sudah gitu, alumni sudah dianggap sebagai anak sendiri sama ibu saya,” kata Hermanto. (*)