Berita Regional

Carok 2 Lawan 4 di Madura. Terungkap Jurus Hasan Busri dan Werdi, Belajarnya Jauh

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

rekonstruksi carok 2 lawan 4 di Madura

TRIBUNJATENG.COM - Carok dua kakak beradik melawan lima orang sempat menyedot perhatian.

Sebabnya kedua kakak beradik tersebut berhasil selamat sementara keempat lawannya tewas dan satu diampuni

Kedua kakak beradik pun kini mendekam di balik jeruji besi.

Banyak yang penasaran kesaktian yang dimiliki kakak beradik itu hingga lolos dalam pertarungan melawan lima orang.

Baca juga: Mudik Gratis Lebaran 2024, Pemprov Jateng Sediakan Bus dan Kereta Api, Ini Jadwal dan Syaratnya

Baca juga: Ketua DPRD Kabupaten Semarang Desak Gelar Operasi Pasar untuk Atasi Beras Mahal

Proses rekonstruksi kejadian carok 2 lawan 4 di Madura akhirnya mengungkapkan jurus-jurus yang digunakan oleh Hasan Busri dan Werdi dalam pertarungan tersebut.

Salah satu jurus Hasan Busri bahkan membuat Mat Tanjar tidak bisa kabur.

Rekonstruksi carok 2 lawan 4 dijalur kembar Ringroad Barat Kota Bangkalan pada Senin (26/2/2024) menggambarkan adegan-adegan dramatis saat Hasan Busri dan adiknya, Werdi, melawan Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri, dan Hafid.

Dua orang ini melakukan carok di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.

Meskipun sebenarnya ada 10 orang di lokasi tersebut, namun yang melawan Hasan dan Werdi hanya 5 orang.

4 orang tewas dan satu orang lagi diampuni lalu kabur.

Dalam rekonstruksi tersebut, Hasan Busri memperagakan adegan pertarungan, menunjukkan keahlian beladiri yang dimilikinya.

Meski melawan 5 orang, Hasan Busri dan Werdi sama sekali tidak mengalami luka, yang membuat masyarakat beranggapan bahwa keduanya memiliki ilmu kebal.

Namun, Hasan telah mengakui bahwa ia pernah belajar silat di Kalimantan.

Dalam adegan yang dipertontonkan dalam rekonstruksi, terlihat Hasan dan Werdi dengan lihai menghadapi lawan-lawannya.

Hasan Busri mengungkapkan adegan ketika ia melawan Mat Tanjar.

Sesampainya di lokasi setelah mengambil celurit dan cium tangan ibunya, Hasan Busri langsung loncat dari motor yang dikendarai Werdi.

"Ayo kak," teriak Hasan Busri pada Mat Tanjar.

Lawan pertama yang dihadapi Hasan adalah Mat Tanjar.

Dalam adegan ke 24 tergambar sabetan celurit Hasan Busri yang pertama langsung mengarah ke bagian kuping kiri Mat Tanjar.

Mat Tanjar mencoba menghalau dan membalas.

Namun Hasan yang masih dalam posisi kuda-kuda berhasil menangkis calurit Mat Tanjar menggunakan celurit yang dibawa dari rumahnya.

Mat Tanjar saat itu mencoba kabur.

Namun menggunakan jurusnya, Hasan Busri menggagalkan langkah Mat Tanjar.

Langkah Mat Tanjar untuk kabur terhenti ketika sabetan ketiga celurit Hasan Busri mengenai punggungnya.

Seketika Mat Tanjar ambruk dan celuritnya jatuh.

Saat Hasan Busri masih menghadap ke arah jasad Mat Tanjar, Mat Terdam, Hafid dan Mr X mendekati.

"Mat Terdam dari belakang sudah mendekat, Hafid sudah mau menusuk langsung disamperi Werdi," kata penyidik saat rekonstruksi carok 2 lawan 4 di Madura.

Mat Terdam memegang celurit, Hafid memakai pisau sedangkan Mr X celurit.

Hasan Busri kemudian mundur untuk menghadapi Mat Terdam.

Di saat bersamaan Hafid mencoba menyerang Hasan Busri menggunakan pisau.

Ia ambruk setelah punggungnya ditebas Werdi dari arah belakang.

Hasan Busri menangkis sabetan dari Mat Terdam dan Mr X sekaligus sampai celuritnya patah.

Hasan lantas merebut celurit hingga Mat Terdam turut ambruk setelah sabetan di bagian lengan.

"Najehri belakangan, Hafid jatuh. Waktu Werdi noleh di belakang ada Najehri," kata penyidik.

Saat bersamaan pula Werdi melawan Najehri.

Ia menangkis serangan Najehri.

Celurit Najehri jatuh, Werdi langsung menebas Najahri di bagian leher.

Wakapolres Bangkalan, Kompol Andi Febrianto, menjelaskan bahwa rekonstruksi carok 2 lawan 4 di Madura digelar untuk memperjelas kasus tersebut.

Proses rekonstruksi dilakukan dengan 38 adegan dan melibatkan tersangka secara langsung tanpa peran pengganti.

"Sepeti apa sih awal kejadian sehingga membuat lebih terang lagi tindak pidana yang terjadi, baik ada pelakau selain dari dua, ada barang bukti lain atau saksi lain," katanya.

Ia menerangkan rekonstruk carok 2 lawan 4 di Madura digelar dengan 38 adegan.

"Dihadirkan tersangka, tidak ada peran pengganti," katanya.

Pengakuan soal duel carok maut

Di media sosial beredar video, Hasan Busri (39) dan adiknya Wardi (35) memberikan pengakuan soal carok maut yang menewaskan Mat Tanjar (45), dan ketiga kerabatnya.

Pengakuan tersebut diungkapkan Hasan Busri dan Wardi dari dalam tahanan Polsek Bangkalan.

Keduanya tampak menggunakan baju tahanan berwarna orange.

Hasan mengaku pada Jumat (12/1/2024) sedang menunggu temannya di sisi jalan di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura untuk menghadiri tahlilan.

Hasan Busri rupanya datang paling awal.

Saat sedang menunggu temannya itu, tiba-tiba datang Mat Tanjar dan adiknya Mat Terdam naik motor lalu berhenti di belakang Hasan Busri.

Secara spontan, Hasan Busri pun langsung menengok ke arah datangnya kedua korban. 

"Pikiran saya, yang bawa motor kencang-kencang sampai lampunya kena mata," kata Hasan Busri.

Karena lampunya menyorot ke mata Hasan Busri, ia pun tak mengenali kedua pengendara itu.

Diakui Hasan Busri, saat itu ia memelototi kedua korban.

Hasan Busri pun menduga hal itulah yang membuat Mat Tanjar tersinggung.

"Gara-gara dilihat agak melotot mungkin dia tersinggung," kata dia.

Akhirnya Hasan Busri menyadari bahwa kedua orang itu adalah Mat Tanjar dan Mat Terdam.

Diketahui Mat Tanjar dan Mat Terdam merupakan pendekar yang cukup ditakuti.

Merasa kenal dengan Mat Tanjar dan Mat Terdam, Hasan Busri kemudian menegur keduanya.

"Terus saya nanya sama dua-duanya, ‘Mau ke mana kak?’," kata Hasan Busri.

Rupanya ucapan ini makin Mat Tanjar tersinggung.

Ia naik pitam karena Hasan Busri berani menyapa dirinya.

"'Kok nanya-nanya? mau apa?’," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar.

Bahkan saat itu Mat Tanjar juga meminta Hasan Busri untuk tidak ikut campur urusan orang.

"Jangan nanya-nanya, jangan mau tahu urusan orang," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar lagi.

Rupanya teguran Mat Tanjar itu dipertanyakan lagi oleh Hasan Busri.

Sebab Hasan Busri merasa dirinya tak bersalah hanya karena menyapa keduanya.

"Aku bilang ‘Ya kan wajar kak, saya kan kenal negor gitu mau ke mana’," ucap Hasan.

Namun rupanya Mat Tanjar justru makin naik pitam.

Mat Tanjar pun langsung turun dari motor dan menghampiri Hasan Busri.

"Setelah saya ngomong gitu dia turun, terus saya turun juga dari kendaraan saya," ungkap Hasan.

Kemudian Mat Tanjar pun langsung menampar Hasan Busri.

"Dia pegang (baju) dengan tangan kanan, namparnya dengan tangan kiri itu," tandasnya.

Mat Tanjar kemudian meminta Hasan Busri untuk pulang dan mengambil senjatanya.

Singkat cerita carok Hasan Busri dan Wardi melawan Mat Tanjar cs terjadi.

Dalam carok maut tersebut, Hasan Busri dan Wardi menewaskan Mat Tanjar, Najehri (42), Mat Terdam, dan Hafid (45).

Kakak beradik itu kini telah resmi menjadi tersangka.

Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya mengurai ancaman hukuman untuk Hasan Busri dan Wardi.

“Penerapan Pasal 340 KUHP, seumur hidup,” ucap AKBP Febri Isman Jaya didampingi Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo di Mapolres Bangkalan, Minggu (14/1/2024).

Keluarga Korban Masih Berduka

Begini kondisi keluarga korban Mat Tanjar, yang tewas dalam tragedi carok di Madura, Jawa Timur cukup menjadi sorotan publik.

Lebih dari sepekan insiden berdarah yang terjadi di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura itu masih menuai sorotan.

Diketahui tragedi yang terjadi Jumat 12 Januari 2024 malam lalu menewaskan Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri dan Hafid.

Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri dan Hafid tewas usai duel carok melawan Hasan Busri dan Werdi.

Saat ini, jasad ke-empat korban telah dimakamkan oleh kelauarganya masing-masing.

Sementara itu, pelaku Hasan Busri dan Werdi sudah diamankan aparat kepolisian Polres Bangkalan.

Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya mengatakan, kedua pelaku saat ini sudah diamankan dan terancam hukuman penjara semuru hidup.

“Penerapan Pasal 340 KUHP, seumur hidup,” ucap AKBP Febri Isman Jaya didampingi Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Heru Cahyo di Mapolres Bangkalan.

Lalu bagaimana kondisi keluarga korban sekarang?

Sudah lebih dari sepekan berlalu, insiden carok di Madura masih menyimpan duka mendalam bagi keluarga korban.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Bumi Anyar saat diwawancari terkait kondisi keluarga korban Mat Tanjar CS.

Menurut pria yang akrab disapa Pak Bun, insiden carok di wilayah Madura memang cukup sering terjadi.

"Lumayan sering lah (carok) kalau di Madura," terangnya.

Namun, untuk di wilayah desanya ini hingga menelan korban jiwa merupakan kali pertama.

"Pernah ada (di Bumi Anyar) cuma hanya sebatas pembacokan, engga sampai meninggal," kata dia dikutip TribunnewsBogor.com dari kanal youtube TVOneNews.

Pak Kades menjelaskan, insiden carok kerap terjadi ketika harga diri seseorang mau dijatuhkan oleh orang lain.

"Yang terjadi cara penyelesaikannya kesitu (carok)," kata dia.

Yang kedua, sambung dia, terkait dengan istri.

"Kalau masalah istri di Madura tidak ada jalan keluar lagi, kalau (masalah) yang lainnya saya rasa bisa dimusyawarahkan," terang Pak Bun.

Pak Kades menjelaskan, saat ini kondisi diwilayahnya masih belum kondusif pasca insiden carok yang menewaskan 4 orang tersebut.

Terlebih, jika ada pihak dari luar yang datang ingin bertemu dengan keluarga korban Mat Tanjar CS.

Selain keluarga korban masih dalam kondisi berduka, pihaknya juga menghidari hal-hal yang tak diinginkan.

"Saya rasa situasi ini belum kondusiif (untuk bertemu keluarga korban), dalam artian ketika ada tamu dari luar yang sebelumnya belum dikenal, inikan nantikan timbul pertanyaan-pertanyaan, jadi untuk sementara kita menghindari supaya tidak terjadi pemikiran yang aneh-aneh dari keluarga korban," tuturnya.

Ia berharap, desanya kembali aman dan kondusif serta tidak terjadi lagi insiden mengerikan tersebut.

Sementara itu, Hasan Busri dan Werdi, pelaku carok di Madura mengaku menyesal dan menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban.

"Saya selaku tersangka, minta maaf kepada keluarga korban karena faktor kehilafan saya. Saya engga maksud membunuh," ungkapnya. ( BangkaPos.com )

Berita Terkini