Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp 1,2 Miliar/keping

Editor: Vito
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BITCOIN

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Tren kenaikan harga Bitcoin (BTC) masih berlanjut. Bahkan, harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu kian mendekati Rp 1 miliar per keping.

Mengacu CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Jumat (1/4), bergerak pada kisaran Rp 975 juta. Posisi itu menguat sekitar 21 persen dalam kurun waktu sepekan terakhir, dan telah menguat 47 persen dalam kurun waktu satu bulan.

CEO Bittime, Ryan Lymn menyatakan, tim riset Bittime memperkirakan pada tahun ini Bitcoin akan kembali menguat dan menyentuh level tertinggi baru.

Ia menyebut, hal itu dinilai berdasarkan situasi saat ini ditambah beragam faktor dan data historikal yang mampu mengerek kondisi pasar.

“Melihat situasi yang positif saat ini, tim riset Bittime memperkirakan harga Bitcoin mampu terus menguat hingga ke level 80.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,2 miliar. Kami menilai penguatan akan kembali terjadi usai Bitcoin halving, seperti pada historikal sebelumnya,” paparnya, Minggu (3/3).

Menurut dia, kondisi bullish BTC kali ini didukung berbagai faktor. Adopsi institusional, kombinasi kondisi ekonomi dunia, kebijakan moneter, tren makroekonomi, dan Bitcoin halving menjadi sentimen positif pasar.

“Para investor aset kripto semakin paham terkait Bitcoin halving, dan bagaimana efeknya secara historis sejak 2012. Sementara dari sisi kebijakan moneter, terdapat indikasi bahwa siklus kenaikan suku bunga AS sudah mencapai puncaknya. Hal itu dinilai bisa menjadi katalis positif untuk Bitcoin,” ucapnya.

Menurutnya, ketika suku bunga stabil atau turun, aset kripto seperti Bitcoin dapat menarik investor untuk memarkirkan dananya, karena dianggap sebagai lindung nilai (hedging) terhadap sistem keuangan tradisional. BTC juga dinilai memiliki sifat kelangkaan, apalagi ketika halving semakin dekat.

“Bahkan, konsensus memperkirakan adanya tiga kali penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada 2024. Hal itu menjadi indikasi pandangan yang lebih bullish untuk pasar, salah satunya aset kripto,” terangnya.

Dari sisi adopsi institusional, Ryan mengungkapkan, saat ini terdapat 11 exchange traded fund (ETF) Bitcoin spot yang telah disetujui untuk diperdagangkan. Hal itu mendorong aliran dana masuk yang signifikan dari institusi keuangan yang sebelumnya berkecimpung di pasar modal.

“Pada Rabu lalu, volume perdagangan ETF Bitcoin bahkan sempat mencetak rekor setelah mencapai angka 7,79 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120 triliun. Hal ini adalah salah satu indikator baru yang perlu dicermati oleh para pelaku pasar aset kripto,” tandasnya.

Aliran modal ke ETF Bitcoin itu dinilai dapat memberikan tekanan beli yang stabil untuk BTC. Adanya aliran modal yang mengalir ke ETF berpotensi mendorong harga BTC naik lebih tinggi lagi sepanjang tahun.

Untuk pembayaran

Ryan menilai, meningkatnya adopsi Lightning Network sebagai layer pada Bitcoin yang memungkinkan transaksi lebih cepat, dapat menjadikan Bitcoin lebih sebagai metode untuk pembayaran, bukan sekadar penyimpan nilai.

“Jika Bitcoin dapat terus membuat kemajuan dan adopsi di bidang pembayaran, maka hal ini dapat meningkatkan kegunaannya secara keseluruhan dan pada akhirnya membantu mengerek harga,” ucapnya.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, masih berlanjutnya penguatan BTC tidak terlepas dari sentimen halving day.

Lewat momen 4 tahunan sekali itu, imbalan (reward) mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210.000 blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.

"Saya percaya bahwa halving day diindikasi dengan kenaikan harga. Hal ini disebabkan oleh terganggunya pasokan Bitcoin, yang mengakibatkan peningkatan permintaan dan, menaikkan harga," katanya, dalam keterangannya, akhir pekan lalu.

Walaupun sudah menguat signifikan, Oscar menilai momentum bullish Bitcoin masih berpotensi berlanjut. Menurutnya, ketika halving akan terjadi penyesuaian harga aset digital dengan kode BTC itu.

"Kemungkinan, di tahun ini kenaikan harganya bisa mencapai dua kali lipat maupun lebih," ujarnya.
Menurut dia, sikap masyarakat Indonesia dalam menyambut halving day kali ini sangat baik. Hal itu merupakan satu efek dari literasi mengenai kripto yang mulai masif.

"Biasanya orang-orang akan beli Bitcoin pada saat momen tuh halving-nya. Namun sekarang, orang-orang sudah mulai membeli Bitcoin pada saat sebelum halving," bebernya.

Sementara, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, Tirta Karma Senjaya menyebut, menjelang halving day, berbagai sentimen berpengaruh mewarnai pergerakan harga Bitcoin. Terlebih, aset kripto itu telah mendapatkan pengakuan secara global.

Ia berujar, literasi masyarakat mengenai aset kripto ini harus tetap ditingkatkan.

“Penting untuk kami sebagai regulator, pelaku usaha, hingga asosiasi berkomitmen meningkatkan pemahaman mengenai industri kripto, blockchain, dan web 3. Hal ini bertujuan memberikan edukasi yang matang dan merata kepada masyarakat Indonesia,” tuturnya. (Tribunnews/Seno Tri Sulistiyono/Kompas.com/Rully R Ramli)

Berita Terkini