Sementara itu, Dekan Pertanian Universitas Sriwijaya Ahmad Muslim menilai menjelang Ramadhan seperti saat ini permintaan beras memang biasanya meningkat.
Hal ini dikarenakan faktor psikologis masyarakat yang ingin memastikan pada waktu ini kebutuhannya aman, sehingga cenderung lebih banyak dalam membeli bahan pokok.
"Saat ini, upaya jangka pendek untuk mengatasi kekurangan beras adalah dengan impor. Namun, untuk jangka panjang, diperlukan strategi sistematis yang memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia," jelasnya.
Ahmad lebih lanjut mengatakan faktor utama rendahnya produksi beras di Indonesia adalah luas lahan padi yang masih rendah, yaitu sekitar 10,2 juta hektar. Idealnya, untuk mencapai swasembada, dibutuhkan luas lahan padi 40 juta hektar dengan asumsi 500 meter persegi per kapita.
Ia juga melihat perubahan iklim menjadi salah satu faktor utama yang membuat Indonesia rentan terhadap penyakit tanaman padi.
"Diversifikasi beras dengan varietas yang lebih sehat juga perlu dipertimbangkan," lanjutnya. (idy)
Baca juga: Ini Detik-detik Sugito Diduga Tenggelam di Perairan Nusakambangan Cilacap, Pencarian Masih Nihil
Baca juga: Kunci Jawaban Soal Bahasa Inggris Kelas 10 Semester 2 Bab 1 Bagian Activity 2 Halaman 12-13
Baca juga: Pengakuan Istri Tega Potong Alat Kelamin Suami Saat Tidur, Karena Kesal Menikah Lagi
Baca juga: Curhat Orang Tua Indriana Dewi, Dapat Pesan Misterius 1 Hari Setelah Dibunuh