Berbahagialah kelak kedua putra raja yang baik-baik perangainya ini.
Inu dan Kirana kembali ke Kuripan dan diangkat menjadi raja pengganti ayahnya, yang sudah tak kuat lagi untuk memangku Kaprabon.
Dikisahkan juga kehidupan terakhir dari para pelaku lainnya terutama yang memegang peranan sebagai manusia-manusia yang berakhlak buruk dan jahat.
Paduka Liku menderita sakit batin, akibat kehendak dan cita-cita yang dilahirkannya dengan melalui jalan-jalan yang berliku (jahat dan serong), akhirnya melibat diri sendiri. Ia meninggal karena merana, menderita tekanan batin.
Galuh Ajeng dalam versi-baru olahan S. tidak ditampilkan lagi.
Tapi dalam versi-lama diceritakan akhirnya berbahagia juga, dapat pasangan putra raja Gagelang (saudara sepupunya), yang juga mempunyai perangai yang sama: kasar dan ceroboh.
Pelaku-pelaku pembantu, panakawan-panakawan yang setia, orang-orang yang ikut mempertahankan kebenaran akhirnya berbahagia juga, misalnya Ken Sangit dan pengiring-pengiring lainnya yang setia kepada Candra Kirana.
Dan yang ikut dalam per- kara-perkara kejahatan: menteri negara Daha, karena sekongkol dengan Paduka Liku menamatkan riwayatnya dengan disambar petir.
(*)