TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus mencatat ada 43 sekolah jenjang SD dan SMP di Kudus terdampak banjir.

Sekolah yang terdampak banjir di wilayah Kota Kretek tersebar di lima kecamatan, meliputi Kecamatan Undaan, Mejobo, Kaliwungu, Jati, dan Kecamatan Jekulo. 

Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan, data tersebut merupakan hasil rekapitulasi tinjauan lapangan dan laporan dari masing-masing sekolah pada 16 Maret lalu. Terdiri dari empat SMP dan 39 SD di lima kecamatan. 

Dia menjelaskan, jumlah sekolah terdampak banjir terbanyak ada di Kecamatan Undaan dan Kecamatan Mejobo. 

Di Undaan, ada 12 sekolah yang terdampak banjir, terdiri dari 10 SD dan dua SMP. Sementara 12 sekolah yang terdampak banjir di Kecamatan Mejobo meliputi 11 SD dan satu SMP. 

Tiga kecamatan lain, yaitu Kecamatan Jati sebanyak delapan SD dan satu SMP, Kaliwungu enam SD, serta Jekulo empat SD.

"Untuk empat SMP yang terdampak banjir meliputi SMP 1 Undaan, SMP 2 Undaan, SMP 2 Jati, dan SMP 2 Mejobo," terangnya, Jumat (22/3/2024).

Lebih lanjut Anggun menuturkan, sekolah dasar yang terdampak banjir di Undaan meliputi, SD 1 Undaan Tengah, SD 2 Undaan Lor, SD 2 Karang Rowo, SD 4 Karang Rowo, SD 5 Karang Rowo, SD 1 Ngemplak, SD 2 Ngemplak, SD 3 Medini, SD 4 Medini, dan SD 3 Kaliyoso.

Di Kecamatan Jati ada SD 3 Jati Wetan, SD 3 Pasuruhan Lor, SD 2 Ngembal Kulon, SD 2 Tanjungkarang, SD 4 Ngembal Kulon, SD 1 Jati Wetan, SD 4 Jati Wetan, dan SD 1 Tanjungkarang.

Di Kecamatan Mejobo ada SD 2 Jojo, SD 3 Jojo, SD 2 Kesambi, SD 4 Payaman, SD 4 Golantepus, SD 2 Mejobo, SD 1 Jojo, SD 4 Kesambi, SD 3 Mejobo, SD 1 Kirig, dan SD 5 Temulus.

Kecamatan Kaliwungu meliputi SD 1 Setrokalangan, SD 2 Setrokalangan, SD 1 Banget, SD 3 Blimbing Kidul, SD 2 Garung Kidu, dan SD 1 Blimbing Kidul.

Serta Kecamatan Jekulo ada SD 6 Bulung Kulon, SD 2 Sidomulyo, SD 4 Pladen, dan SD 3 Bulung Cangkring.

"Yang SMP 2 Mejobo dan SMP 1 Undaan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) sudah normal kembali. Lainnya ada yang masih persiapan, sebagian masih menunggu banjir surut," ujarnya. 

Anggun menjelaskan, dampak banjir yang paling terlihat adalah rusaknya sarana dan prasarana (Sarpras) pendidikan seperti meja dan kursi setelah terendam banjir. 

Sementara sebagain sekolah ada yang mengalami rusak pada plafon bangunan dampak curah hujan yang tinggi.