Berita Regional

Kronologi Ketua DPD PSI Anthony Norman Rudapaksa Perempuan Muda Masih Haid, Anak Buah Ikut Membantu

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

W (berkacamata hitam dan bermasker), korban rudapaksa oleh Ketua PSI Jakarta Barat, Anthony Norman Lianto, stres dan trauma. Dia berharap pelaku dihukum berat. 

Di tengah kebingungannya itu, W mendapat telepon dari Norman untuk makan malam bersama.

"Dia mengarahkan saya untuk keluar dari DPD. Saya diarahkan ke tempat lain saya di drop (turunkan) di Indomaret dengan alasan suruh cari makan dulu karena ada makanan rekomendasi yang enak yang dia tahu," jelasnya.

"Tapi pas sampai sana saya dijemput sama pelaku bukan balik ke DPD untuk urusan pekerjaan, saya malah dibawa kabur ke rumahnya," imbunya.

Dari sejak itu, hari-hari W berubah kelam. Malam menjadi mencekam dari biasanya.

W dirudapaksa dengan penuh tekanan dan paksaan oleh pelaku.

Dia bahkan mendapat sejumlah ancaman yang dilontarkan pelaku.

Ironisnya, wanita asal Solo, Jawa Tengah itu mengalami pelecehan saat dia tengah menstruasi.

"Dia mencium aku, aku udah bilang aku enggak mau," kata W lirih.

Namun terduga pelaku terus memaksa untuk melancarkan aksi bejatnya tersebut.

Bahkan, W dipaksa untuk melakukan hubungan suami istri dengan pelaku berkali-kali, meskipun korban sudah menangis dan memohon agar pelaku tidak melakukannya.

Namun, pelaku yang dibantu oleh beberapa anak buahnya membuat W tak berdaya melakukan apapun.

Kolase korban pemerkosaan dan Ketua PSI Jakarta Barat Anthony Norman. (IST)

Dia justru diancam agar tidak mengatakan apa-apa ke siapapun atas kasus pelecehan yang dialami.

"Saya disuruh diam, jangan ngomong ke siapa-siapa. Kalau ketemu anggap aja kayak enggak ada apa-apa," katanya.

Selain itu, W juga disekap pelaku di kamarnya hingga keesokan harinya.

Di dalam kamar yang penuh kekalutan, W melihat seperti ada kamera yang seakan mengintainya.

Halaman
123

Berita Terkini