Berita Solo

Malem Selikuran Ramadan, Keraton Surakarta Gelar Kirab Lampu Ting, Lampion Hingga Tumpeng Sewu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kirab hajad dalem malem selikuran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu (31/3/2024)

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab hajad dalem malem selikuran, Minggu (31/3/2024).

Kirab dimulai dari Siti Hinggil Bangsal Sewayana Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu diarak menuju Pagelaran Sasana Sumewa menuju Alun alun Utara sampai perempatan Gladhag, belok ke kiri ke Jalan Slamet Riyadi kebarat menuju Sriwedari.

Dalam arak-arakan kirab itu ada tumpeng sewu, lampu ting hingga lampion. Setiba di Sriwedari, tumpeng tersebut kemudian didoakan oleh pemuka agama keraton.

"Malam hari ini hajad dalem malam selikuran, dengan pengertian ini menjemput Lailatul Qadar," kata Pengageng parentah Keraton Solo Kanjeng Gusti Pangeran Harya (KGPH) Adipati Dipokusumo.

Baca juga: Malam Selikuran Keraton Solo Digelar Minggu Besok, Kali Ini Tumpeng Dikirab Ke Taman Sriwedari

Baca juga: 2 Kubu Keraton Solo Akhirnya Bertemu Setelah 10 Tahun Berseteru

Ia mengatakan, dalam hal ini Keraton Surakarta melestarikan, adat tradisi malam selikuran.

Saat kirab ada yang membawa lampu ting, lampion dan tumpeng sewu.

"Kita memaknai turunnya Lailatul Qadar malam seribu bulan, dibawa ke Taman Sriwedari untuk didoakan bersama kemudian dibagikan ke masyarakat," kata dia.

Kegiatan ini cukup menarik Sri Sugiyatmi (32) warga Kedawung, Sragen. Ia rela jauh-jauh dari Sragen untuk mengikuti tradisi malem selikuran tersebut.

"Setiap tahun kesini. Kepercayaan jawa ya, kalau saya acaranya ini kan tiap tahun jadi kalau kesini cuma mau cari berkahnya aja," kata dia.

Sri mengaku senang mendapatkan nasi tumpeng tersebut. Nasi tumpeng itu berisi nasi gurih, telur puyuh, cabai hijau, wajik merah dan jadah putih.

Ia mempercayai, jika mendapatkan tumpeng tersebut satu keluarga akan mendapatkan berkah, kesehatan.

"Tumpeng kan kepercayaan sendiri-sendiri katanya kalau dapat ini satu keluarga mendapatkan berkah, kesehatan. Isinya ada  tumpeng, telur puyuh, wajik merah sama jadah putih, cabai hijau," kata dia.

Usai pembagian tumpeng, acara malem selikuran itu dilanjutkan pengajian akbar yang diisi KH Muhammad Muhtarom.

Sebagai informasi, sepuluh hari terakhir bulan Ramadan merupakan salah satu waktu utama bagi umat Islam.

Itu karena pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan akan ada malam Lailatul Qadar. Jika beribadah di malam itu, maka sama dengan beribadah selama seribu bulan. (uti)

 

Berita Terkini