Berita Viral

BRAK! 2 Pejabat Ngamuk Gara-gara THR Belum Cair, Rusak Kantor DPRD

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua anggota DPRD Maluku Tengah lakukan perusakan pintu kaca Gedung Rakyat, Jalan RA. Kartini Kelurahan Namaelo 

TRIBUNJATENG.COM - Dua orang pejabat ngamuk karena Tunjangan Hari Raya (THR) belum diberikan.

Mereka melakukan perusakan terhadap kantor DPRD Maluku Tengah.

Saat ini kejadian tersebut tengah diusut pihak kepolisian.

Kedua pejabat juga sudah mengatakan alasan mereka melakukan perusakan.

Baca juga: Arti Senyum dan Tanda Cinta Sandra Dewi, Pakar Ungkap Banyak Makna, Istri Harvey Moeis Depresi?

Kejadian tersebut melibatkan dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Maluku Tengah, yaitu Muhamad Jen Marasabessy dan Faisal Tawainela.

Muhamad Jen Marasabessy bersama seorang rekan partainya menunjukkan kemarahannya pada hari Selasa, tanggal 2 April 2024.

Insiden pengrusakan ini terjadi setelah Faisal Tawainela menanyakan tentang alokasi anggaran untuk dana pokok pikiran (pokir) kepada Wakil Ketua I DPRD, Herry Men Carl Haurissa, yang menyatakan bahwa anggaran tersebut tidak tersedia.

Mereka pun menilai bahwa ada ketidakadilan dalam proses pencairan THR oleh pimpinan DPRD Maluku Tengah.

Di lain pihak, Muhamad Jen Marasabessy telah mencoba berkoordinasi dengan Sekretaris Dewan, yang menginformasikan bahwa anggaran memang tersedia, namun masih menunggu proses penyaluran.

Akan tetapi, pada jam 12.00 WIT, kedua individu ini akhirnya memilih untuk bertindak dengan menyerang.

Muhamad Jen Marasabessy secara terbuka mengakui tindakannya merusak pintu kaca kantor DPRD Maluku Tengah karena frustrasi atas penundaan pencairan THR dan dana pokok pikiran.

Dua anggota DPRD Maluku Tengah lakukan perusakan pintu kaca Gedung Rakyat, Jalan RA. Kartini Kelurahan Namaelo

"Yang perlu saya tegaskan di sini, bulan tinggal beberapa hari ke depan, kita sudah masuk suasana Lebaran," kata Jen.

"Kita masih punya kebutuhan-kebutuhan yang lain, belum lagi kita masih punya kebutuhan keluarga atau konstituen," imbuh Jen.

Ia mengaku kesal karena telah mengutus satu anggota fraksi Partai Hanura membicarakan masalah tersebut dengan seorang pimpinan dewan, namun tidak direspons baik.

Halaman
123

Berita Terkini