“Pun dangu (sudah lama)” jawab Mbah Surani.
“Jenengan wangsul mawon teng griyo. (Anda pulang saja ke rumah)”
Namun Mbah Surani mengatakan jika ia tak betah di rumah karena menantunya cerewet dan mengomel terus.
“Kulo wangsul teng griyo, mantune kulo ngeten terus. (Kalau saya pulang ke rumah, menantu saya begini (cerewet))” ucap Mbah Surani sambil memeberikan isyarat cerewet.
“Lare kulo misahno, mantu kulo ngomel terus, kulo mboten betah. (Anak saya sudah memisahkan, tapi menantu saya mengomel terus, saya nggak betah)” jawab Mbah Surani kembali.
Mbah Surani pun setiap hari mangkal di Kawasan Tugu Muda Semarang.
Hery pun menjanjinkan akan datang kembali untuk membawakan makanan dan baju.
Mbah Surani sendiri berasal dari Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah.
Namun ia memilih tinggal di becak di Semarang.