Hwang menggunakan gaya sepak bola praktis dan efektif sepanjang Piala Asia U-23 2024 meski tidak dominan di setiap laga.
Menurut Opta, Korea menunjukkan esensi sepak bola praktis melawan China (menang 2-0) dan Jepang (menang 1-0).
Melawan China, Korea memiliki gol yang diharapkan (xG) 1,13, lebih rendah dari lawannya (1,57), namun mencetak dua gol.
Pada pertandingan melawan Jepang, Korea tersenyum dengan memanfaatkan xG 0,61 atau separuh dari lawan (1,22).
Terdapat perbedaan besar dalam berapa kali bola disentuh di area penalti pada pertandingan Korea-Jepang.
Korea menyentuh 9 kali di area penalti lawan, sedangkan Jepang jauh lebih banyak menyentuh 30 kali.
Di sisi lain, Shin Tae-yong menggunakan berbagai macam taktik alias fleksibel tergantung lawan.
Shin, yang ngotot memainkan sepak bola menyerang di final turnamen ini delapan tahun lalu, memimpin Jepang 2-0 namun kalah 2-3 di akhir laga.
Setelah itu, Shin mencoba mengubah gaya untuk mengejar berbagai perubahan taktis.
Hasilnya, Shin saat ini mampu memainkan keterampilan sepak bola yang sangat berbeda tergantung lawannya.
Indonesia mengincar serangan balik dengan memperkuat pertahanan mereka melawan tim kuat Australia (menang 1-0).
Sebaliknya, Garuda Muda melakukan serangan gencar melawan Yordania dan menang 4-1.
Dalam rekor pertemuan kedua pelatih melawan satu sama lain, Hwang Sun-hong lebih unggul.
Hwang, yang sebelumnya memimpin Busan I'Park dan Pohang Steelers, menghadapi Shin dari Seongnam Ilhwa (saat ini Seongnam FC) delapan kali di K-League dari 2009 hingga 2012.
Hasilnya, Hwang memimpin dengan 3 kemenangan, 4 seri dan 1 kekalahan.