Oleh: Soeprapti, S.Pd., TK Pertiwi AL-Hidayah
Hakikat tanggung jawab pada setiap tahap perkembangan memiliki dimensi yang berbeda-beda. Tanggung jawab pada anak usia dini secara sederhana adalah melakukan semua tugas dan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kesiapan menanggung segala segala risiko atas perbuatan sendiri. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, rasa tanggung jawab akan terbentuk dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk melakukan kewajiban. Anak yang bertanggung jawab dapat membedakan mana tindakan yang baik dan kurang baik, sehingga ia dapat mengambil keputusan dengan bijak.
Manfaat pengembangan tanggung jawab pada anak usia dini antara lain: anak mampu menyelesaikan tugas dengan baik; anak bertindak lebih hati-hati dan terencana; anak dapat menghadapi permasalahan dengan tegar dan menyelesaikannya. Perilaku tanggung jawab merupakan kebiasaan baik yang harus ditanamkan dan dicontohkan orang tua dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten. Perilaku ini akan dilihat dan ditiru anak sebagai panutan dan keteladanan, yaitu: bersungguh-sungguh dalam segala hal, berusaha melakukan yang terbaik, disiplin, dapat dipercaya, taat aturan, jujur dalam bertindak, berani menanggung risiko. Tanggung jawab dapat diajarkan salah satunya melalui metode bercerita menggunakan buku (Kemendikbud, 2021).
Pada pendidikan anak usia dini, bercerita adalah salah satu metode pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif sesuai dengan tahapannya. Bercerita merupakan salah satu metode dan teknik bermain yang banyak dipergunakan di PAUD. Bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Jadi, bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan secara lisan. Seorang guru PAUD hendaklah mampu menjadi seorang pendongeng yang baik yang akan menjadikan cerita sebagai kegiatan bermain yang menarik dan dapat menjadikan pengalaman yang unik bagi anak. Seorang guru ketika bercerita harus mampu menguasai isi dari cerita tersebut agar anak akan lebih mudah menangkap isi cerita tersebut. Selain itu isi cerita nya pun harus sesuatu yang dekat dengan anak.
Metode bercerita disampaikan melalui cerita yang menarik dengan atau tanpa bantuan media pembelajaran. Cerita yang disampaikan harus mengandung pesan, nasihat, dan informasi yang dapat ditangkap oleh anak, sehingga anak dapat dengan mudah memahami cerita serta meneladani hal-hal baik yang terkandung di dalam isi cerita yang telah disampaikan, termasuk di dalamnya nilai-nilai tentang tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan metode bercerita, maka isi cerita harus relevan dengan hal-hal sebagai berikut: Dunia kehidupan anak yang penuh suka cita, yang menuntut isi cerita memiliki unsur yang dapat memberikan perasaan gembira, lucu, menarik dan mengasyikkan bagi anak. Dunia kehidupan anak berkaitan dengan cerita seputar lingkungan terdekat anak, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan bermain anak; Minat anak pada umumnya anak usia dini sangat berminat pada cerita-cerita tentang binatang, tanaman, kendaraan, boneka, robot, planet, dan lain-lain; Tingkat usia, kebutuhan dan kemampuan mencerna isi cerita. Ceritanya harus cukup pendek dalam rentang perhatian anak. Cerita tersebut bersifat meningkatkan daya pikir anak seperti cerita-cerita tentang makanan dan minuman sehat, kebersihan diri melayani diri sendiri; Membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan menanggapi setelah guru selesai bercerita.