Ibadah Haji

Kisah Nenek Suhriyeh 40 Tahun Jadi Kuli Panggul di Pasar, Kini Berangkat Ibadah Haji

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita kuli panggul di Pasar Pabean, Surabaya, berangkat haji pada tahun 2024, Kamis (16/5/2024).(Dokumen: Humas Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES))

TRIBUNJATENG.COM - Kisah kuli panggul di pasar kini menggapai mimpinya untuk beribadah haji bisa jadi inspirasi.

Dia adalah Suhriyeh kuli panggul di Pasar Pabean, Surabaya sejak 40 tahun silam.

Kini ia sudah berusia 60 tahun dan akan berangkat haji setelah menabung selama puluhan tahun.

Suhriyeh adalah perempuan asal Sampang, Madura.

Baca juga: Sosok Kemal Redindo, Anak SYL Yang Palak Kementan Rp 43 Juta Sebulan Buat Cicilan Alphard

Baca juga: Kalender Jawa Hari Ini 17 Mei 2024 Tanggalan Jawa Jumat Wage

Baca juga: Tak Ada Maarten Paes, Kiper PSIS Dipanggil, Ini Daftar Pemain Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia

Pekerjaan itu pun masih digelutinya hingga sekarang meski dirinya sudah berusia senja.

"Kerja mulai ngangkat-ngangkat (kuli panggul) sekitar 20 tahunan. Saya kerjanya, ya sudah lama, sekitar 40 tahun," kata Suhriyeh, di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Kamis (16/5/2024).

Suhriyeh sudah bersiap di pasar tradisional tersebut sejak pukul 20.00 WIB. Dia baru pulang ke rumah saudaranya, di Jalan Simokerto, Surabaya, saat adzan subuh berkumandang.

"Kerja mulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB pagi, setiap hari. Kalau dapat rezeki sehari Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu," jelasnya.

"(Barang yang diangkat) Bawang, jahe, empon-empon, lombok (cabai), diangkat ke atas kepala, (beratnya) sampai 50 kilo, kalau pas muda bisa 60 sampai 65 kilo," tambahnya.

Anak ketiga dari lima barsaudara tersebut akhirnya memutuskan mendaftar menunaikan ibadah haji sendiri pada 2011.

Sebab, dirinya belum menikah hingga sekarang. Kemudian, Suhriyeh mulai menyisihkan pendapatanya sebagai kuli panggul untuk tabungan haji.

Dia menitipkan uang tersebut kepada salah satu ponakan yang sudah dipercayainya.

"Saya nabungnya lewat ponakan saya, saya enggak tahu (caranya), dapat Rp 50 ribu ya tabung Rp 30 ribu, kalau dapat Rp 30 ribu ya taruh Rp10 ribu begitu, setiap hari ngumpulkan uang," ujarnya.

Suhriyeh bersykur, meskipun pendapatanya tidak terlalu banyak, namun bisa terkumpul untuk berangkat haji.

Dia menyebut, pendapatan hasil keringatnya adalah rezeki yang berkah.

Halaman
12

Berita Terkini