TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Prestasi gemilang berhasil diukir SMP Negeri 22 Semarang yang berhasil menjadi juara 1 kompetisi AIA Healthiest School dan akan melaju ke tingkat Internasional mewakili Indonesia untuk melawan 6 negara di Asia Pasifik.
AIA Healthiest Schools merupakan program Internasional untuk membangun kebiasaan hidup sehat. Baik dalam perencanaan maupun penerapan dan program yang mendukung lingkungan sekolah lebih sehat.
Kepala SMPN 22 Semarang, Muslimin mengatakan, AIA Healthiest Schools Competition ini diikuti oleh 145 sekolah kategori SD dan SMP. Proyek yang terkumpul telah dikurasi dan dinilai oleh juri-juri profesional yang ahli di bidangnya.
Kota Semarang sendiri mengirimkan dua perwakilan, ada SMPN 10 dan SMPN 22 Semarang. "Yang mendaftar ada hampir 900 sekolah, namun yang memenuhi syarat untuk dinilai ada 145 sekolah di Indonesia," jelasnya.
"Itu yang dinilai merupakan program-program yang berkaitan dengan sekolah sehat. Kebetulan, kami mengangkat kegiatan yang sesuai pointer penilaian sekolah sehat. Ada program Jumat Sehat," kata Muslimin.
Program Jumat Sehat, lanjut dia, berisi segala aktivitas gaya hidup sehat yang kaitannya dengan kesehatan jasmani seperti senam, jalan sehat dan implementasi Isi Piringku (sarapan sehat bersama).
Selanjutnya, kata Muslimin, ada pula penerapan Program PITERPAN (Pelayanan & Edukasi Kesehatan Terpadu Pelajar Kota Semarang).
"Ada juga urban farming, urban fishing serta peternakan ayam KUB yang kami gunakan untuk mengatasi stunting atau mengurangi stunting di SMPN 22 Semarang," kata dia.
Muslimin menyebut, SMPN 22 Semarang telah mengimplementasikan pointer atau poin poin sekolah sehat versi AIA. Seperti program kesehatan jasmani, kesehatan mental, gaya hidup aktif, pergerakan badan yang bugar, sehat dan lestari.
Dirinya mengakui, program andalan yang dibawa dalam kompetisi AIA Healthiest Schools merupakan adaptasi dan implementasi dari program pemerintah kota (Pemkot) Semarang.
"Program andalan kami ini memang merupakan program Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang yang kami implementasikan. Istilahnya menurunkan program pemkot untuk jadi program sekolah. Seperti program PITERPAN, Jumat Sehat, ada Urban Farming, Urban Fishing, termasuk peternakan magot itu," paparnya.
Luasan lahan SMP yang berlokasi di Jalan Raya Manyaran-Gunungpati, RT.001/RW.001, Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ini yakni mencapai 11.000 meter persegi.
"Di luasan 11.000 meter persegi, SMPN 22 Semarang bisa beternak lele, nila. Bisa untuk urban farming menanam sayuran, bisa memelihara ayam KUB, Kalkun dan bebek yang bisa kami besarkan," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu beberapa waktu yang lalu ikut menggalakan urban farming dengan ikut dalam panen raya jagung ungu yang ditanam di SMPN 22 Semarang.
"Kami sudah melakukan persiapan sekitar 9 bulan. Dari pengumuman awal kompetisi ini di bulan September 2023. Kemudian kami persiapkan dan matangkan di bulan Januari. Kami fokuskan diri," jelasnya.