"Saat pileg saya sempat berinteraksi dan mengetahui juga dari beberapa rekan dia cukup banyak cuan untuk membiayai kampanyenya. Dan saya kan tidak tahu waktu itu kalau ternyata cuan itu berasal dari jaringan perdagangan narkoba," ucap Nasir.
Kendati demikian, Nasir mengaku tidak tahu posisi dari Sofyan dalam kasus tersebut. Hanya saja, ia baru mengetahui belakangan bahwa Sofyan sudah menjadi buronan polisi.
"Buron dan seperti apa buronnya, saya juga nggak tahu, artinya begini kalau misalnya dia buron, mengapa dia begitu santai. Tidak merasa diikuti, tidak merasa, sehingga dia belanja yang itu kan bukan sulit sekali menangkap orang yang buron. Apalagi dia belanja, kan begitu kan beritanya, ketika sedang belanja pakaian dia ditangkap," ujarnya.
Lebih lanjut, Nasir menambahkan bahwa Sofyan berdagang narkoba untuk membiayai kampanye hanya masih dugaan. Hanya saja, PKS tidak menahu calegnya itu ternyata terlibat sindikat peredaran narkoba.
"Itu kan masih dugaan. Ketika di lapangan saya mendapat informasi bahwa yang bersangkutan mampu membiayai kegiatan kampanyenya, saya nggak tahu siapa dia, yang saya tau dia seorang swasta," kata Nasir.
"Ini kan masih dugaan. Apakah benar bahwa cuan yang digunakan kegiatan kampanye itu bagian dari kejahatan itu. Kita tunggu saja nanti itu, bagaimana keterangan penyidik atau pihak berwenang terkait masalah itu," tutupnya.(Tribun Network/igm/wly/tribun jateng cetak)