Berita Semarang

Dibantu ADB 201 Juta Dolar Amerika, Pemkot Semarang Akan Bangun Sistem Pengolahan Limbah Terpusat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan Citywide Inclusive Sanitation Project berupa pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T). 

Citywide Inclusive Sanitation Project merupakan program dari Asian Development Bank (ADB).

ADB menggelontor bantuan pinjaman sebesar 400 juta USD untuk pembangunan SPALD-T di tiga kota yaitu Semarang, Pontianak, dan Mataram. 

Baca juga: Pertamina Patra Niaga JBT Gelar Gladi Kedaruratan Pengelolaan Limbah B3 Bersama KLHK & Pemda Cilacap

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, bantuan pinjaman paling besar untuk Kota Semarang sebesar 201 juta USD.

Tahapan Citywide Inclusive Sanitation Project ini sudah berjalan dan ditargetkan selesai pada 2030 mendatang. 

"Alhamdulillah, mulai dilakukan April kemarin berupa penyusunan dokumen. Juni akan dilakukan proses lelang. 2025 sudah mulai dilakukan fisik atau groundbreakingnya," jelas Ita, sapaannya, usai audiensi dengan Tim ADB, di Situation Room Balai Kota Semarang, Selasa (28/5/2024). 

Ita memaparkan, pembangunan SPALD-T ini meliputi pemipaan sepanjang 111,6 kilometer (km).

Pelayanan akan mencakup 688 ribu jiwa.

Hanya saja, pada tahap pilot project akan mencakup 4.352 unit. 

Ada beberapa tahapan yang sudah diselesaikan Pemkot Semarang diantaranya penyusunan peraturan daerah (perda) tentang limbah domestik.

Selain itu, dampak sosial terhadap pembangunan ini juga sudah dipikirkan, misalnya pembebasan lahan. 

Pihaknya juga telah menyelesaikan perizinan berupa analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan land acquisition and resetlement action plan (LARAP).

Hanya saja, karena ada perubahan jalur, akan ada adendum untuk amdal. 

Tak hanya itu, nantinya juga perlu ada beberapa perizinan dan koordinasi dengan beberapa stakeholder karena pemipaan nanti akan bersinggungan dengan jalur kereta, jalur gas, dan lain-lain.

"Ada BBWS yang mau menormalisais Kali Sringin dan Kali Tenggang. BPJN akan melakukan perbaikan drainase dan jalan. PGN ada jalur gas, KAI ada listrik untuk sinyal. Sehingga, akan bersinggungan. Diperlukan bagaimana kolaborasi agar tdk tumpang tindih, agar lancar," urainya. 

Ita juga meminta dinas terkait bisa menyiapkan anggaran untuk perbaikan infrastruktur pasca proyek ini selesai.

"Jangan sampai proyek selesai tapi tidak ada anggaran untuk perbaikan. Ada Bappeda, DPU, DLH, Kominfo, Perkim, termasuk PDAN. PDAM akan jadi operator," sebutnya. 

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Kuswara mengatakan, ada 13 kelurahan di empat kecamatan yang akan menjadi lokasi SPALD-T.

Empat kecamatan itu yaitu Semarang Tengah, Semarang Timur, Kecamatan Semarang Selatan, dan Genuk.

Sedangkan, lokasi IPAL berada di Banjardowo. 

"Ada saluran sepanjang 111,6 km dari rumah-rumah penduduk sampai IPAL di Banjardowo. Ini jadi prioritas daerah yang perlu penanganan segera untuk limbah," jelas Kuswara. 

Menurutnya, saluran IPAL komunal lebih jelas dikontrol dibanding IPAL individu. IPAL komunal tidak disimpan di rumah namun langsung dialirkan ke saluran IPAL. Ini mengurangi potensi pencemaran. 

"Ini mengurangi potensi pencemaran. Kalau yang Individual harus dikuras rutin berapa tahun sekali. Ini (SPALD-T termasuk IPAL jadi tidak perlu pengurasan," katanya. 

Baca juga: Nurandani Hardyanti Teliti Optimasi Pengolahan Limbah Industri Tahu

Kuswara menambahkan, IPAL di Banjardowo akan menggunakan teknologi khusus untuk pengolahan.

Nantinya, hasil pengolahan limbah layak dialirkan ke badan sungai dan tidak akan mencemari sungi. 

"Hasilnya dialirkan ke badan sungai, layak sesuai peraturan dari Kementerian Lingkungan Hidup," ucapnya. (eyf)

 

Berita Terkini