Harga Beras

Harga Beras di Semarang Naik, Dishanpan Beri Biaya Distribusi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pedagang beras di Pasar Bulu Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang memberikan biaya distribusi. Biaya diberikan melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP). 

 

Kepala Dishanpan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih mengatakan, kenaikan harga beras sudah dirasakan sejak April dan terus merangkak naik. Harga eceran tertinggi yang semula Rp 10.900 kini sudah Rp 12.500 untuk beras medium. Selama ini kenaikan terjadi pada beras medium, sedangkan beras premium masih mentereng di harga yang tinggi. 


Kenaikan dipicu akibat biaya produksi di tingkat petani meningkat. Selain itu, musim yang sudah mulai memasuki kemarau juga bisa menjadi pengaruh panen menjadi berkurang. 


"Kalau ditekan yang akan rugi petani, petani kita upayakan dengan cara memberikan fasilitas distribusi, dari beras sampai ke konsumen," jelas Endang, Selasa (4/6/2024). 


Fasilitasi distribusi tersebut, lanjut dia, sebesae Rp 1.500 per kilogram. Beras tersebut dipasarkan melalui Pak Rahman (Pasar Pangan Murah dan Aman). Selain itu, juga didistribusikan ke 121 Lumpang Semar (Lumbung Pangan Kota Semarang). 


Pihaknya tidak dapat memastikan sampai kapan kenaikan beras terjadi. Dia berharap, harga beras bisa turun saat panen raya nanti. Namun, diakuinya, harga beras tidak hanya dipengaruhinoleh masa panen melainkan ada beberapa komponej misalnya pupuk, bibit, dan obat-obatan. 


"Kalau ini naik kan ya tidak mungkin merekadikorbankan, ya harus menyesuaikan dengan kondisi, untuk meringangkan masyarakat ya distribusi ini," ujarnya. 


Menurutnya, fasilitasi biaya distribusi bisa menekan harga beras. Pasalnya, mayoritas beras di Semarang berasal dari luar kota. Kota Semarang hanya mampu memenuhi kebutuhan beras sebesar 6 - 11 persen. Selebihnya, beras berasal dari luar kota. Tentunya, hal itu membutuhkan biaya untuk bisa sampai ke Semarang. 


"Kami beli produk dan kerjasama dengan kabupaten penghasil beras, agar harganya tidak terlalu tinggi. Dari Demak, Purwodadi, Klaten, Sukoharjo, Cilacap, Kabupaten Semarang. Kami cari produsen yang paling efisien," jelasnya. (eyf)

 

Berita Terkini