Soemarmo Sudah Dibui 18 Bulan, Mahkamah Agung Memutus Tidak Bersalah: Saya Nangis tapi Nggak Dendam

Penulis: Ardianti WS
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soemarmo Sudah Dibui 18 Bulan, Mahkamah Agung Memutus Tidak Bersalah: Saya Nangis tapi Nggak Dendam

Mengetahui dirinya dipenjara meski dinyatakan tidak bersalah, Soemarmo mengaku tidak memiliki dendam dengan oknum-oknum tersebut.

"Saya menangis saat itu, karena kondisi waktu itu membuat keluarga prihatin karena saya tidak bersalah kok dipenjara, tapi saya ikhlas dan saya tidak pernah dendam kepada oknum-oknum itu," ujarnya.

Kepada tribunjateng.com, Soemarmo menceritakan bahwa dirinya hanya menjabat sebagai Walikota Semarang selama 2 tahun.

Namun, Soemarmo merasa saat itu dirinya sudah cukup berbuat banyak demi kemajuan Kota Semarang.

Misalnya saja soal penertiban Pedangang Kaki Lima (PKL).

"Saat saya menjabat Walikota Semarang selama 2 tahun, saya memperbaiki pedestrian dan taman di Jalan Pahlawan. Setelah itu, saya membuat program di Jalan Menteri Supeno, saya undang para PKL dan saya beri konsep dan para pedangang setuju. Konsep saya saat itu membangun tanpa menggusur. Saya menata PKL di kawasan Simpang Lima. Saya terus menata PKL di jalan-jalan utama di Semarang, lalu di jalan Pandaran hingga Kanal Barat.

Sampai sekarang masih banyak PKL yang ingat saya dan mereka masih ingat kinerja saya. Kemudian, saya saat itu juga menata sungai Jatibarang untuk mengatasi banjir bandang waktu itu yang menelan korban hingga ratusan jiwa. Meski saya hanya 2 tahun menjabat, tapi kinerja saya sudah cukup banyak untuk membenahi Kota Semarang," ujarnya.

Karena hanya menjabat 2 tahun, Soemarmo masih belum puas.

Di Pilkada 2024 ini, ia ingin kembali maju sebagai kandidat calon Walikota Semarang.

Menurutnya, banyak hal yang perlu ia perbuat sesuai mimpi-mimpinya yang pernah ia rencanakan untuk kemajuan Kota Semarang.

"Saya tidak hanya ingin membangun fisik, tapi juga memikirkan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan, lapangan kerja, kesehatan dan pendidikan. Saya ingin melakukan pembangunan di masing-masing RT, kalau pembangunan monumental bisa bekerjasama dengan investor. Sehingga saya berharap uang pemerintah bisa dinikmati oleh rakyat karena itu uang rakyat," katnya.

Soemarmo mengaku tidak ada khasiat khusus untuk memuluskan jalannya menjadi orang nomor satu di Semarang.

Baginya, membawa rencananya yang dulu sempat ia gagas menjadi modal penting saat ini

"Saya mengalir saya, karena itu aspirasi masyarakat, kemudian saya berpikir ternyata masih banyak daerah di Kota Semarang belum terselesaikan. Misalnya kecamatan Tugu, Ngaliyan, Mijen dan Gunung Pati. Saat itu saya berencana membangun jalan lingkar selatan. Jadi jalan itu memudahkan akses masyarakat. Waktu itu perencanaan sudah masuk Perda, mungkin setelah saya mulai ada pembebasan tanah tapi progresnya belum maksimal," ungkapnya.

Terkait komunikasi dengan beberapa partai politik, Soemarmo sudah menjalin koordinasi dengan partai Golkar dan PSI

Halaman
123

Berita Terkini