TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON - Juru bicara Washington untuk Arab Saudi, Michael Ratney mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Arab Saudi bakal jajaki kerjasama lebih lanjut di tengah agresi Israel ke Palestina.
"Kita cenderung menggunakan kata bersejarah secara berlebihan, namun menurut saya secara keseluruhan, paket perjanjian ini benar-benar bersejarah," ungkap Ratney, seperti dikutip Al Arabiya.
Ratney melihat peluang kerjasama antar kedua negara bisa membuka jalan bagi terciptanya perdamaian di Palestina.
"Tetapi sebagai bagian dari hal tersebut, ada peran dari Palestina.
Saudi telah memperjelas bahwa hal itu merupakan persyaratan mereka dan kami juga mempunyai harapan, harus ada jalan ke depan bagi Palestina untuk menjadi negara," ujar Ratney.
Sebelumnya, Arab Saudi berencana untuk melakukan kerja sama dengan AS. Tetapi perjanjian kedua negara mandek gegara agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Kerja sama itu disebut-sebut menjadi salah satu upaya AS untuk membuka kembali pembicaraan normalisasi antara Saudi dan Israel.
Lantas, Riyadh menyatakan bahwa Palestina merdeka tetap menjadi kunci dari perjanjian tersebut.
Sebab, kerajaan menginginkan gencatan senjata dan kemerdekaan bagi Palestina.
Pemerintah AS yang tengah gencar mengajukan proposal gencatan senjata ke Israel dan Hamas menjadi titik terang untuk menciptakan solusi dari konflik yang masih berlangsung hingga saat ini.
Proposal gencatan senjata itu juga bisa menjadi bukti keseriusan AS menciptakan negara Palestina yang berdaulat. Selain itu, larangan penjualan senjata ke Arab Saudi juga bakal dicabut oleh pemerintahan Joe Biden dalam beberapa minggu ke depan. (cnn/tribun jateng cetak)
Baca juga: HEBOH! 27 Ekor Kambing Dimakan Macan Tutul Jawa
Baca juga: Video Viral Ibu dan Anak : Sang Ibu Diperiksa Kejiawaannya dan Buru Pemilik Akun Icha Shakilla
Baca juga: RESMI, Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan, Meski Tak Bekerja Tetap Digaji, Ini Ketentuannya
Baca juga: Hasil Babak II Skor 0-3 Timnas U-20 Indonesia Vs Ukraina U-23, Garuda Muda Tak Berkutik