TRIBUNJATENG.COM - Keracunan massal menyisakan duka bagi keluarga Ahmad Salim yang meninggal usai mengonsumsi makanan acara Tasyakuran.
Peristiwa tragis yang membuat 71 orang keracunan itu terjadi di Kampung Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Ahmad Salim (34) meninggal dunia usai dirawat di RS Juliana.
Baca juga: Terungkap Penyebab Keracunan Massal di Tahlilan Bulungkulon Kudus, Makanan Dipenuhi Bakteri
“Meninggalnya kemarin. Setelah ashar lah sekitar pukul 04.00 WIB,” kata sepupu Salim, Komarudin (49) saat dijumpai TribunnewsBogor.com di kediamannya, Selasa (4/6/2024).
Salim mengalami kondisi mual sampai tubuhnya lemas pasca mengonsumsi makanan.
“Waktu mau saya bawa, malam Seninnya kan saya bawa ke 24 jam ya, lemas, mau muntah tapi ga muntah. Itu diinfus terus pulang,” jelasnya.
Malamnya sekitar pukul 23.00 WIB, Salim kembali lagi dibawa ke puskesmas dan langsung dirujuk ke RS Juliana.
“Terus sesudah itu malamnya, sekitar pukul 23.00 WIB, kerasa lagi, lemas lagi. Terus dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujarnya.
Komarudin pun berharap, kasus keracunan ini diusut tuntas.
“Saya pengen sampai tuntas urusan ini, jangan sampai cukup cuman kekeluargaan, tapi ini sampai selayaknya lah, diusut tuntas. Ini kan pasti ada sebab penyebabnya, makanannya, bahan bahannya. Saya pengen tuntas lah urusan ini, jangan setengah-setengah, ngegantung maksudnya,” jelasnya.
Di sisi lain, Salim sendiri ternyata masih bujangan.
Ia di keluarganya merupakan anak bungsu yang memiliki satu orang kakak.
Dia juga dikenal sebagai sosok tulang punggung keluarga.
“Dia kerja di tempat cucian motor. Iya jadi apa-apa kebutuhan keluarga teh selalu ke dia (Salim). Bisa disebut tulang punggung keluarga lah,” ujar Komarudin.
Sebelum kejadian pun Komarudin merasakan hal yang tidak biasa dari Salim. Salim mendadak ceria.
“Dia orangnya ga ceria. Tapi dia ngedadan ceria dan posting status juga. Bibinya juga suruh posting dan dikirim ke teman-temannya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua RT 001 Arif mengatakan, keluarga Salim awalnya tidak menerima kejadian ini.
“Awalnya memang ga nerima. Ya siapa sih yang nerima kejadian kaya gini. Sampai meninggal dunia malah,” kata Arif dijumpai TribunnewsBogor.com.
Arif pun menasihati keluarga Salim agar mengikhlaskan kejadian ini.
“Saya nasihatin kan supaya ikhlas nerima. Sekarang memang lagi diusut kan. Sampel makanan sudah dibawa,” tandasnya.
Pemkot Tetapkan KLB
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tetapkan status keracunan massal di Kampung Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, kejadian luar biasa (KLB).
“Statusnya KLB, penanganan harus intensif. Jadi ambulan tidak boleh susah kemudian petugas harus sedia, obat-obatan harus ada,” kata Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah di UPTD Puskesmas Cipaku, Selasa (4/6/2024).
Syarifah melajutkan, Dinas Kesehatan Kota Bogor berkoordinasi dengan petugas puskesmas di Kota Bogor.
“Jadi tadi Kadinkes mengecek, berkoordinasi, bed-nya kurang atau tidak. Kalau kurang, tambahkan dari puskesmas lain, petugasnya kurang di tambahkan juga dari puskesmas yang lain, ambulansnya dan sebagainya. Jadi kalau KLB sudah tidak skala puskesmas tetapi skala kota,” jelasnya.
Puskesmas yang menjadi tempat penanganan sementara korban keracunan massal ini di UPTD Puskesmas Cipaku.
“Yang paling dekat dengan warga di puskesmas di sini (Cipaku) untuk rujukan. Semua yang datang nanti dilihat tadi kalau misalkan urgent harus perawatan makannya dari sini terus di rujuk ke RS,” ujarnya.
Pemkot Bogor tak ingin kecolongan lagi dengan langsung melakukan perawatan intensif korban keracunan massal ini.
“Tetapi dari yang tadi periksa pun mereka sudah ada yang kesini tetapi masih terasa dan diobati lagi. Yang kita rujuk ke rumah sakit itu yang dalam kondisi dehidrasi berat kemudian juga EKG. Kita tidak ingin kecolongan seperti yang kemarin meninggal, mungkin dia juga ada penyakit,” tandasnya.
Sosok Tukang Masak
Sosok tukang masak makanan haul yang diduga membuat 93 orang warga di Babakan Baru RT 001 RW 012, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor terungkap.
Sosok tukang masak ini berusia 46 tahun dan baru tinggal selama tiga tahun di kampung ini.
“Jadi warga sini. Tapi ya baru. Adalah tiga tahunan mah. Jadi dia nikah sama warga sini dan tinggal di sini akhirnya,” kata Ketua RT 001 Arif kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (4/6/2024).
Selama ini tukang masak yang tidak disebutkan namanya ini jarang sekali masak untuk acara besar seperti tasyakuran Haul.
Baca juga: 71 Orang Keracunan Makanan Haul di Bogor, 1 Tewas
“Baru kali ini masaknya. Kalau sering masak atau enggaknya saya kurang hapal. Tapi yang masak buat Haulnya ini ya dia gitu,” tambahnya.
Untuk menunya, perempuan berusia 46 tahun ini memasak makanan nasi uduk, tempe orek, serta telur balado.
Di sisi lain, ia juga megalami keracunan usai memakan hasil masakannya sendiri. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Tukang Masak di Cipaku Bogor Ternyata Ikut Keracunan Masakannya Sendiri, Belum Terbiasa Masak Besar