TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - 20 warga diduga alami keracunan massal selepas mengkonsumsi mi goreng di RT 06 RW 10 Tandang, Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.
Keracunan itu bermula ketika acara arisan PKK yang dihadiri sekira 85 orang yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan anak-anak pada Minggu (2/6/2024) sore.
Para korban baru merasakan keracunan pada keesokan harinya, Senin (3/6/2024) pagi.
Tak ayal, puluhan warga lalu dilarikan ke rumah sakit dan Puskesmas.
Baca juga: BREAKING NEWS, Warga Geger Penemuan Mayat di Getasan Semarang, Dikira Potongan Kaki Korban Mutilasi
Baca juga: Panen Lele dan Telur di SMPN 22 Semarang, Mbak Ita : Perlunya Gerakan yang Miliki Multiplier Ekonomi
"Lima orang sudah pulang, sisanya masih dirawat di rumah sakit," jelas Ketua RT 06 RW 10 Tandang, Ani Sulistyowati kepada Tribunjateng.com, Jumat (7/6/2024).
Ani yang juga korban menuturkan, merasakan pusing, mual, muntah, dan diare selepas mengkonsumi mi goreng yang dibungkus mika.
Dia merasakan kondisi itu pada Senin (3/6/2024) pukul 11.00.
"Acara arisan itu rutin sebulan sekali diikuti warga satu RT."
"Tidak menyangka akan seperti ini," kata dia.
Pemilik acara, Ari Yuniarti (46) mengatakan, arisan PKK yang berbuntut keracunan massal memang dilakukan di rumahnya.
Kala itu, dia menyajikan sejumlah makanan berupa mi goreng, tahu bakso, pisang cokelat (piscok), dan kacang.
Dia memesan makanan itu dari sebuah usaha katering di wilayah Cinde, Jomblang.
Baca juga: Polisi Semarang Kemana? Sebulan Tak Tangkap Begal Payudara, Padahal Korban Sudah Temukan Pelaku
Baca juga: Keluh Buruh Pabrik Semarang Sistem Kerja Tak Full Mau Dipotong Tapera? Ngatimin: Semakin Nelangsa
"Iya saya pesan sendiri di katering itu yang masih satu kelurahan."
"Sudah beberapa kali pesan di situ, baru pertama kali ini ada kejadian seperti ini," beber dia.
Dia pun merasakan keracunan dari makanan tersebut yakni perut sakit luar biasa pada Senin (3/6/2024) selepas subuh.
"Ketika makan mi goreng di makan enak, tidak basi, saya yakin yang bikin keracunan dari mi, bukan jenis makanan lain yang disajikan," ujarnya.
Keyakinannya juga diamini oleh para korban keracunan lainnya.
Sebab, mayoritas korban merasakan keracunan selepas mengkonsumi mi tersebut.
Menurut Ari, hampir 90 persen peserta arisan yang hadir di rumahnya merasakan keracunan.
Namun, tidak semuanya masuk rumah sakit.
"Saya kena tapi cuma sakit tiga hari."
"Yang tidak kuat dibawa ke rumah sakit, ada 20 orang."
"Sisanya ada 50 orang hanya berobat jalan," terangnya.
Baca juga: Dalam Sepekan 2 Kecelakaan Maut Terjadi di Kota Semarang, 3 Korban Tewas Termasuk Perawat
Baca juga: Bos PSIS Semarang Yoyok Sukawi Bongkar Alasan Lepas 4 Pemain, Hulk Berseragam Malut United
Sementara, Kapolsek Candisari, Iptu Handri Kristanto mengatakan, keracunan massal itu bermula dari acara arisan PKK yang dilakukan di rumah Ari Yuniarti.
Ketika arisan itu dihadiri sebanyak 85 orang.
Mereka selepas acara membawa makanan mi goreng yang dibungkus mika untuk dibawa pulang.
Keesokan harinya, banyak warga yang sakit dengan ciri-ciri indikasi keracunan berupa muntah dan perut sakit.
"Warga yang tidak kuat dibawa ke rumah sakit ada 20 orang."
"Di RS Roemani ada 11 orang, 2 orang di RS Elizabeth, dan sisanya di Puskesmas," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (7/6/2024).
Dari kejadian itu, kata dia, sudah membawa mi goreng untuk diperiksa ke laboratorium.
Pihaknya hanya memeriksa mi goreng tanpa makanan lainnya yang disuguhkan karena berdasarkan keterangan dari warga.
Tak hanya mi goreng, cairan muntahan juga ikut dibawa ke laboratorium.
"Hasil dari laboratorium menunggu 4 hari," ujarnya.
Dia menambahkan, tempat usaha katering saat ini memang belum diperiksa.
"Nanti diperiksa, tunggu hasil laboratorium terlebih dahulu," ungkapnya. (*)
Baca juga: Pemprov Jateng Dorong Peningkatan Pemberdayaan Perempuan Lewat Wirausaha
Baca juga: Nantikan! Wonosobo Night Fashion Carnival Hadir Kembali, Pendaftaran Peserta Telah Dibuka
Baca juga: Candaan Bupati Dico Ganinduto Merasa Terdholimi: Jabatan Kades Ditambah, Saya Cuma 3,5 Tahun
Baca juga: Kisah Mbah Markus Lansia Sebatang Kara di Bondowoso Rela Jual Rumah Untuk Sumbang Pembangunan Masjid