Jepara

Pemkab Jepara Upayakan Angka Stunting Jepara Turun, Dengan Terjunkan Ratusan Tim TPK

Penulis: Tito Isna Utama
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyuluhan intervensi Stunting yang dilakukan oleh TPK Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Jepara.

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) pastikan angka stunting di Kabupaten Jepara akan mengalami penurunan.


Demikian yang disampaikan, Plh Kepala DP3AP2KB, Kabupaten Jepara, Hadi Sarwoko kepada Tribunjateng, Minggu (9/6/2024).


Diketahui bahwa angka stunting di Kabupaten Jepara sejak tahun 2019 sesuai data SSGI 30,90 persen, tahun 2021 turun menjadi 25 persen, tahun 2022 turun menjadi 18,2 persen dan tahh 2023 naik sedikit mnjadi 18,9 persen masih dibawah target nasional maupun Provinsi Jateng Sesuai SKI.


Berpatokan dari data tersebut, DP2AP2KB Jepara masih melakukan upaya penurunan stanting di Kabupaten Jepara.


Upaya tersebut dalam pengoptimalan aksi konvergensi yang mengandengan berbagai pihak untuk menurunkan kasua stunting di Kabupaten Jepara.


"Jadi secara garis besar, stunting Jepara secara aksi konvergensinya sudah terlaksana seoptimal dan sebaik mungkin. Mulai peran dari perangkat daerah, Baperda, aksi spesifikan Dinas Kesehatan dan aksi sensitifnya dinas lain termasuk dinas DP2AKB ada PUPR, Disperkim, dan dinal lain termasuk kominfo saling terikat," kata Plh Kepala DP3AP2KB, Kabupaten Jepara, Hadi Sarwoko.


Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekdin DP3AP2KB Jepara mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penginputan data terbaru.


"Untuk data sendiri SSGI di tahun 2023 itu 18,09 persen, EPBGM sudah 6,19 persen, Januari sampai sekarang masih berproses karena memang data harus satu pintu dan kami korelasi seketariat DP3AP2KB dengan DKK," ujarnya.


Tak hanya itu, DP3AP2KB Jepara sudah menurunkan 913 Tim Pendampingan Keluarga (TPK) dengan 2739 Kader TPK yang masih bergerak mengedukasi masyarakat terkait stunting.


Dia menjelaskan bahwa TPK bertugas untuk memberikan edukasi terhadap keluarga resiko stunting untuk memperbaiki pola asuh anak.


"Jadi setiap tim terdiri dari tiga orang ada unsur tenaga kesehatan, ataupun kader KB maupun unsur penggerak PKK Desa. Seiring bergerak bersama untuk melakukan pendampingan keluarga resiko stunting," ungkapnya.


Hadi menuturkan bahwa tingginya angka stunting di Kabupaten Jepara disebabkan adanya pola asuh yang tidak maksimal.


"Mengedukasi keluarga stunting untuk edukasi penyuluhan dan sistem perujukannya.Kalau penyebab kenapa, paling tinggi karena pola asuh yang kurang benar," jelasnya.


Menurutnya masih banyak keluarga di Kabupaten Jepara yang belum menyadari betapa pentingnya nutrisi ataupun gizi yang diperlukan bayi yang baru lahir.


"Pola asuh yang semula bayi yang dilahirkan itu sudah bayi aterem, bayi normal tapi sehubungan kesibukan orang tua bekerja aktif sehingga terlewatkan merawat bayinya. Asi eksklusifnya kurang tuntas pemberian nutrisi kepada bayi kurang maksimal," tuturnya.

Halaman
12

Berita Terkini