Berita Viral

Apa Itu Postpartum Depression Diduga Dialami Briptu Fadhilatun? Bakar Briptu Rian Suami di Garasi

Penulis: Alifia
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Briptu Fadhilatun Nikmah

Sementara itu dikutip dari Antara melalui Poengky Indarty selaku Anggota Kompolnas dari unsur masyarakat meminta pihak Kepolisian daerah Jawa Timur untuk memeriksa kondisi Briptu Fadhilatun Nikmah pasca membakar sang suaminya.

"Kami mendengar bahwa tersangka baru masuk kerja kembali setelah cuti melahirkan bayi kembar yang merupakan anak kedua tersangka dan korban," ujarnya, Selasa (11/6/2024), seperti dikutip dari Antara.

Diduga jika Briptu Fadhilatun Nikmah mengalami depresi pasca melahirkan atau post partum depression.

"Patut diduga ada sebab-sebab lain yang membuat emosi tersangka memuncak," imbuhnya.

Polda Jawa Timur, kata Poengky, saat ini juga tengah memeriksa tersangka termasuk soal kondisi kejiwaannya.

"Kompolnas mendorong adanya pendampingan psikiater kepada tersangka," ungkapnya.

Lantas, apa itu Post Partum Depression yang diduga dialami oleh Briptu Fadhilatun Nikmah?

Dikutip dari Halodoc, Post Partum Depression merupakan bentuk umum dari depresi yang dialami seseorang dalam jangka waktu yang cukup lama setelah melahirkan.

Sebagian besar ibu baru mengalami baby blues pasca persalinan setelah melahirkan dan membuat perubahan suasana hati, kecemasan, tangisan hingga kesulitan untuk tidur.

Umumnya baby blues muncul setelah melahirkan tiga hari pertama hingga berlangsung selama dua minggu sebagian lagi mengalami depresi yang lebih parah dan bertahan lama.

Depresi yang bertahan lama ini disebut dengan istilah psikosis postpartum dan mengalami gangguan mood yang sangat ekstrim.

Berikut faktor resiko yang dapat meningkatkan depresi postpartum:

  • Pernah mengidap gangguan depresi sebelumnya.
  • Riwayat gangguan bipolar.
  • Punya riwayat depresi postpartum pada kehamilan sebelumnya.
  • Mengalami kejadian yang berat dalam satu tahun terakhir yang mengganggu emosi dan psikis.
  • Bayi memiliki kebutuhan khusus atau keadaan khusus.
  • Memiliki bayi kembar, atau kehamilan triplet yang membutuhkan perhatian lebih.
  • Kesulitan dalam memberikan ASI.
  • Memiliki permasalahan dengan pasangan.
  • Masalah finansial saat menjelang persalinan.
  • Kehamilan yang tidak terencana.

(*)

Berita Terkini