TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Penggunaan alat bantu restraining box untuk merobohkan sapi hewan kurban, saat ini sudah cukup populer di kalangan masyarakat.
Melalui alat tersebut, tak perlu banyak orang untuk menjagal sapi kurban yang hendak disembelih.
Mekanismenya pun cukup praktis, sapi digiring masuk menuju alat seperti kandang berbentuk persegi panjang, yang dilengkapi roda kecil di bawahnya.
Setelah itu, sapi diikat dan direbahkan. Proses ini tidak menyakiti hewan lantaran kondisi alat bisa disesuaikan dengan ukuran sapi.
Namun, tak semua tukang jagal sapi kurban menggunakan alat tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Ahmadi, tukang jagal sapi kurban asal Desa Pasigitan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal ini, masih menggunakan cara tradisional untuk merobohkan sapi.
Hanya dengan seutas tali tambang, Ahmadi bisa merobohkan sapi kurban dengan lembut. Sapi dijamin tak mengerang kesakitan saat dirobohkan.
Adapun bagian tubuh yang perlu diikat pertama adalah leher sapi. Tali kemudian ditarik masuk melalui kaki depan, dililit dua kali di bagian depan dan belakang.
Setelah semua titik bagian tubuh terkunci, kemudian tali ditarik melalui kaki belakang sapi. Secara perlahan sapi akan roboh dan siap disembelih.
"Selama ini sudah ada yang merobohkan hewan kurban menggunakan alat. Tapi kali ini dengan teknik hanya pakai tambang, hewan kurban langsung merebah sendiri bahkan seperti kayak mapan pasrah dan tidak bergerak," kata Ahmadi, Minggu (16/6/2024).
Ahmadi menuturkan, sebelum proses penyembelihan berlangsung, kaki sapi juga perlu diikat agar tidak memberontak.
Hal ini juga akan membuat sapi tak merasa kesakitan setelah dirobohkan.
"Sehingga bisa merobohkan hewan kurban dengan mudah dan tidak menyakiti hewan tersebut," imbuhnya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Puji Yuwono pun jauh-jauh hari telah memberikan pelatihan kepada tukang jagal.
Hal itu dilakukan agar hewan kurban tidak merasa kesakitan ketika hendak disembelih.