Tribun Jateng mencoba berbincang dengan pemilik warung Pak Gondrong.

Ternyata nama asli pemiliknya adalah Rifqi Muslim.

Rifqi mengatakan sengaja memilih entog yang berasal dari peternakan yang hewan ternaknya diliarkan. 

Menurutnya tekstur daging entognya lebih padat jika dibanding entog yang dikandangkan. 

"Tidak semua entog bisa diproses seperti ini. Kalau kita pakai entog liar jadi tidak entog kandangan. Pak Gondrong itu suka kesehatan jadi Insyallah semua diproses dengan sempurna menggunakan air mineral asli," ucap Rifqi.

Rifqi juga tak pelit berbagi tips mengolah daging entog.

Pertama daging entog direbus sekira empat jam menggunakan api sedang agar rempah-rempah meresap sempurna ke dalam daging. 

Kemudian proses pengasapan di gentong paso tanah liat untuk mengeluarkan kandungan minyak dari daging entog. 

Selain itu, proses pengasapan secara tradisional juga menambah gurih dan menjaga cita rasa kaya rempah-rempah.

Lalu, kata Rifqi bisa digoreng sesaat.  Setelah itu kuliner entog asap lengkap dengan sambel mowo siap memanjakan lidah pelanggan. 

"Selain gurih, sedap enak pastinya. Proses pengasapan ternyata bikin rendah lemak, rendah kolesterol, dan tinggi protein," jelasnya. 

Satu porsi entog asap di warung Pak Gondrong dibanderol Rp 50 ribu. Namun jika datang bersama rombongan bisa juga pesan satu ekor untuk dimakan ramai-ramai 8 hingga 9 orang dengan harga Rp 360 ribu. 

Warung makan entog asap Pak Gondrong buka dari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 11 siang hingga habis. 

Namun biasanya tak sampai sore kuliner entog asap sudah ludes terjual. (Ito)