Berita Viral

Billy Nekat Ukur Jarak Rumah dan Sekolah Pakai Ranting, Protes Anak Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi

Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang tua calon siswa Ayip Amir mengukur jarak dari rumah ke sekolah pakai meteran gegara PPDB zonasi anak tidak diterima

TRIBUNJATENG.COM - Pendaftaran calon siswa baru melalui PPDB jalur zonasi memicu ketidakpuasan dari para orang tua siswa. 

Mereka tak sepenuhnya percaya dengan hasil sistem ini. Sebagai bentuk protes, mereka ada yang mencoba melakukan cara penghitungan manual. Alasannya dengan hitungan manual mereka yakin anaknya bisa diterima di sekolah yang diinginkan. 

Aksi itu seperti yang dialami orang tua siswa di Bogor. 

Tingkah orang tua yang kecewa lantaran buah hatinya tak berhasil lolos itu pun menuai sorotan usai diunggah akun instagram @folkshitt. 

Dalam video tersebut, tampak seorang pria yang tampak memegang batang pohon dengan panjang sekitar 1 meter.

Sembari berjalan kaki, pria tersebut secara perlahan menggulingkan batang pohon yang dipegangnya ke jalanan.

Rupanya pria tersebut sedang mengukur secara manual jarak antara rumah dan SMAN 3 Bogor usai anaknya dinyatakan gagal lolos PPDB jalur zonasi.

Diketahui, pria tersebut bernama Billy Adhiyaksa.

 Ia mengukur sendiri panjang jalan dari rumah menuju SMAN 3 Bogor dengan menggunakan ranting pohon.

Baca juga: 5 SMA Terbaik Negeri dan Swasta Sragen Jawa Tengah Versi LTMPT, Referensi PPDB 2024

Baca juga: RESMI, Calon Siswa Tak Masuk Database PPDB Kota Semarang Harus Verifikasi ke Sekolah

Padahal diterangkan Billy Adhiyaksa, jarak antara rumahnya dengan sekolah sangatlah dekat, bahkan kurang dari 1 km.

"Saya mau memastikan bahwa rumah saya dan sekolah itu jaraknya hanya 10 menit kalau berjalan kaki," katanya.

Billy Adhiyaksa hanya ingin ia mendapatkan haknya yaitu sang buah hati bisa sekolah dekat rumah.

"Saya harap kami sebagai warga di sekitar sini punya hak bersekolah di sini tapi ternyata kamu tidak mendapat keadilan," imbuh Billy Adhiyaksa.

Setelah melakukan pengukuran jarak sekolah dan rumah secara manual, didapat jarak antara rumah Billy Adhiyaksa dan sekolah hanya berjarak 702 meter.

Selain Billy Adhiyaksa, pria bernama Slamet Riyadi juga mengeluhkan hal sama meski rumah mereka sangat dekat dari SMAN 3 Bogor.

"Titiknya lari-larian terus, dulu pakai gang, rumah saya dalam gang tapi kelihatan dari jalan," paparnya, mengutip Banjarmasin Post.

Walau masih dalam 1 Kelurahan, Slamet menuturkan, putranya gagal lolos.

Dengan banyaknya warga yang tak berhasil lolos PPDB jalur zonasi meski berada di kawasan berdekatan, para orang tua pun mencurigai.

Yakni ada banyaknya siswa baru yang menumpang Kartu Keluarga.

Sementara pihak SMAN 3 Bogor menuturkan, hanya menerima 160 siswa baru dengan jalur zonasi.

Di tahun lalu, kejadian serupa juga dilakukan orang tua di Tangerang gara-gara PPDB zonasi anak tak diterima.

Orang tua tersebut nekat ukur jarak ke sekolah pakai meteran setelah anaknya tak diterima PPDB zonasi di SMAN 5 Kota Tangerang.

 Ia mencoba membuktikan kebenaran siswa berjarak 59 meter hingga 100 meter dari sekolah yang diterima.

Setelah melakukan pengukuran dan pencarian, timbul kecurigaan adanya kecurangan.

Lantaran anaknya tak lolos PPDB zonasi, orang tua nekat ukur manual jarak rumah dan sekolah

Unggahan video yang memperlihatkan orang tua siswa nekat mengukur jarak ke sekolah demi memastikan zonasi, itu pun viral di media sosial (medsos).

Melansir Tribun Jabar, aksi tersebut dilakukan sang orang tua bernama Ayip Amir.

Ayip Amir melakukan aksi tersebut lantaran kecewa karena putranya tak diterima di sekolah tujuan lewat PPDB zonasi.

Diketahui putranya tersebut mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang.

Ayip Amir heran karena tak menemukan siswa yang diterima dengan jarak kurang 100 meter.

Kini video orang tua siswa mengukur jarak ke sekolah tersebut viral.

Seperti salah satunya yang dibagikan oleh akun Instagram @undercover.id.

Dalam keterangan disebutkan, Ayip Amir mengukur jarak terdekat dari pemukiman warga ke SMAN 5 Kota Tangerang secara manual hanya menggunakan meteran.

Ayip Amir sendiri didampingi putranya untuk mencari peserta yang dipastikan diterima di SMAN 5 Kota Tangerang, yang hanya berjarak kurang dari 100 meter.

Namun ia heran karena tak menemukan siswa yang bermukim dekat SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.

Baca juga: 10 SMA Terbaik di Solo Versi Nilai UTBK, Info Daftar PPDB 2024

"Kami sengaja membawa meteran, biar puas sekalian kita cari itu nama siswa yang tertera dari 59 meter hingga 100 meter."

"Dan hasilnya nihil, tidak ada satu pun nama siswa di dekat-dekat sekolah itu," ujar Ayip Amir, dikutip Minggu (23/7/2023).

Dalam video yang beredar, Ayip Amir terlihat membawa meteran mengukur jarak dari sekolah ke salah satu rumah siswa.

Ayip Amir merasa heran karena tak ada siswa yang terdekat, tertera mendaftar ke SMAN 5 Kota Tangerang tersebut.

Ia juga mengaku telah menelusuri beberapa siswa yang diterima dengan jarak terdekat.

Namun ia tak menemukan hasil karena jaraknya yang justru lebih jauh.

"Enggak ketemu siswanya di depan tadi, enggak ada yang daftar di SMA."

"Makanya bingung ini, kacau," ujarnya.

"Posisi siswa yang didepan kita cek nama Sab*** tidak ada, adanya kata Ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dari SMA."

"Makanya itu, posisinya SMA 5 ngukur jaraknya gimana, zonasinya?" tutur Ayip Amir heran.

Hingga kini video aksi orang tua siswa ukur jarak ke sekolah pakai meteran tersebut sudah menyita perhatian netizen.

Tak sedikit netizen yang memberikan komentar beragam soal PPDB jalur zonasi yang dinilai kontroversial.

Sejumlah netizen pun curiga banyaknya kecuringan dalam sistem PPDB zonasi tersebut.

Ada juga netizen yang menyarankan agar pemerintah kembali memberlakukan sistem nilai.

Berikut beragam komentar netizen:

"Masih mending lewat Nem atau nilai murni UN.. Terbukti kualitasnya di sekolah.. banyak sekolah favorit yg dari dulu terkenal ketat persaingannya, setelah adanya zonasi jadi menurun kualitas anak didiknya.. ini dirasakan semua guru.. namun apapun itu semoga ada jalan keluar yang bisa menjadi solusi saat ini.. semoga pendidikan Indonesia secepatnya menjadi lebih baik lago"

 "Orangtua yg melakukan kecurangan dan sekolah ikut juga menerima kecurangan, kasian anaknya pak, dia sekolah udah gak halal, ilmunya gak berkah... Sekolah dimanapun sama bagusnya, cuma gara2 gak di sma favorit jd berlaku curang"

"Luar biasa perjuangan org tua utk menyekolahkan anaknya.. Semangat Bapak2," tulis beragam komentar netizen.

"Lah emang ga ada sosialisasi penghitungan jarak itu ditarik secara garis lurus? Gunanya google maps apa dong"

"PPDB Zonasi jadi ajang jual beli bro, banyak kasusnya di daerah gue dari tahun lalu," tulis salah seorang warganet.

 


Artikel ini diolah dari TribunJatim.com dengan judul Kecewa Anaknya Tak Lolos PPDB Zonasi, Orang Tua Ukur Jarak Rumah ke Sekolah Pakai Kayu: Keadilan

Berita Terkini