Berita Demak

Bupati Demak Esti'anah Ditantang Debat Terbuka Oleh Mahasiswa Unissula Semarang Terkait Bajir Rob 

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Demak Esti'anah

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menantang Bupati Demak Esti'anah untuk debat terbuka terkait penanganan banjir rob. 

Tantangan debat terbuka tersebut sebagai respons atas adanya banjir rob yang kian parah di Demak, di antaranya wilayah Kecamatan Sayung.

Tantangan debat terbuka tersebut akhirnya ramai setelah diunggah sejumlah akun media sosial di Instagram.

Poster tantangan debat terbuka BEM Unissula Semarang kepada Bupati Demak, Esti'anah soal banjir rob. (KOMPAS.COM/screenshot akun Instagram @demakhariini)

Presiden BEM Unisulla Semarang, Fery Agung Gumelar mengatakan, ajakan debat terbuka tersebut berawal dari keresahan para mahasiswa.

"Resah wilayah pesisir Kabupaten Demak hampir sepanjang tahun direndam banjir rob," jelas Fery kepada Kompas.com, Kamis (4/7/2024). 

Dia mengaku penasaran dengan upaya Bupati Demak untuk menangani banjir rob di wilayah pesisir tersebut.

"Kami tantang debat secara terbuka, kita ingin mengkaji dan membedah peraturan maupun kebijakan yang dibuat Pemkab Demak," kata dia.

Ajakan debat terbuka tersebut tak hanya isapan jempol belaka. BEM Unissula juga sudah berkirim surat ke Bupati Demak.

"Surat sudah kita kirim," imbuhnya.

Dalam debat terbuka, BEM Unissula juga sudah membuat kajian dan riset di salah satu wilayah Kabupaten Demak yang terdampak banjir rob.

"Intinya kami ingin melihat keseriusan mereka menangani banjir rob di Demak. Selama ini kami lihat dan riset ke Sayung, bupati belum pernah turun ke Sayung terutama daerah Timbulsloko," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah sebelumnya, mengatakan, untuk mengatasi rob di Demak, pihaknya memiliki program bantuan relokasi Rp 50 juta untuk satu rumah dengan syarat ada lahan.

"Kalau bersedia akan kita bantu untuk relokasi, dipindah tempat atau relokasi pembangunan di tempat tersebut. Kita juga mengembangkan ada prototipe rumah panggung," katanya kepada Kompas.com, usai acara di Hotel Amantis Demak, Selasa (14/5/2024), sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Namun saat hal itu ditawarkan, kendala yang terjadi di Kecamatan Sayung dan Bonang, masyarakat tidak memiliki uang untuk membeli tanah dan tidak ada pandangan tempat relokasi. Sementara APBD Demak terbatas.

"Kemarin kan ada kita lakukan tindakan di Sayung sama di Bonang, sebenarnya ada yang ingin relokasi tapi tidak ada uang untuk beli tanah atau tidak ada wacana tanahnya di mana," beber dia.

Halaman
12

Berita Terkini