Tercatat ada sekitar 500 orang sedulur sikep yang hadir. Mereka ada yang berjalan kaki dari Pati, ada yang naik kendaraan umum, ada juga yang naik motor.
Semuanya tampak guyub rukun saling membantu terselenggaranya acara rembug sedulur sikep di Plosokediren.
Dari unsur Pemerintah juga hadir Direktur Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, Bupati Blora, Arief Rohman, Pj. Bupati Kudus, Hasan Chabibie, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto. Serta perwakilan Bupati Pati, Rembang dan Grobogan.
Dalam sambutannya, Direktur Kepercayaan Kepada Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, merasa senang bisa mendukung terlaksananya Festival Budaya Spiritual 2024 yang mengangkat Sedulur Sikep di Kabupaten Blora.
"Awalnya kami rembugan dengan Mas Gunretno, soal sedulur sikep. Ternyata menurut beliau sedulur sikep samin belum pernah menyelenggarakan silaturahmi akbar yang menghadirkan seluruh penganut dari berbagai wilayah,"
"Baru pernah sekali di 2019 dan saat itu belum dihadiri semuanya. Sehingga muncul gagasan acara ini dan disambut baik Bupati Blora," terangnya.
Gayung bersambut, sehingga terlaksana Festival Budaya Spiritual selama 3 hari di Blora. Yang salah satu agendanya adalah rembug sedulur sikep.
“Kami sangat menghargai atas kelestarian ajaran ajaran Samin yang terus dijalankan sedulur sikep,"
"Bahkan kemarin saat pelaksanaan sarasehan di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Selasa (9/7/2024). Ada usulan agar sedulur sikep bisa masuk menjadi salah satu pembelajaran muatan lokal di sekolah. Agar generasi muda paham sejarah dan laku sikep," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, mengucapkan berterimakasih kepada seluruh panitia dan para pimpinan daerah yang telah berkenan hadir, meluangkan waktu dalam Rembug Sedulur Sikep.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia penyelenggara, para seniman, budayawan, kadang sedulur sikep dan semua pihak yang telah berkontribusi hingga terselenggaranya acara ini,"
"Saya sangat bangga dan berbahagia dapat berada di tengah-tengah para pecinta dan pegiat seni budaya. Rembug sedulur sikep ini juga sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaan tradisional yang telah diwariskan oleh leluhur kita," tuturnya.
Menurut Arief melalui rembug sedulur sikep ini, pihaknya berharap dapat belajar banyak tentang kehidupan, kebijaksanaan, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada generasi muda, agar dapat mengenal dan mencintai budaya sendiri.
"Kami berharap Festival Budaya Spiritual ini dapat terus berlanjut setiap tahunnya, serta memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,"