Mahasiswa KKN di Blora Kaget Diberi Banyak Makanan, Ternyata dari Ibunda Pratama Arhan

Penulis: Puspita Dewi
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa KKN di Blora Kaget Diberi Banyak Makanan, Ternyata dari Ibunda Pratama Arhan

Mahasiswa KKN di Blora Kaget Diberi Banyak Makanan, Ternyata dari Ibunda Pratama Arhan

TRIBUNJATENG.COM- Sekelompok mahasiswa Universitas Semarang (Unnes) membagikan cerita tak terlupakan saat melaksanakan KKN di Blora.


Mereka tiba-tiba dijamu makanan banyak.


Salah satu mahasiswa KKN bernama Maziliyyah Nurlaily Sulistyanto bercerita, kejadian itu bermula saat kelompoknya membantu kegiatan posyandu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Senin (8/7/2024).

 

Mereka kemudian diundang oleh Mak Ti untuk ke rumahnya dan dijamu dengan berbagai hidangan lezat.

Rupanya, Mak Ti adalah ibunda dari pesepakbola Arhan Pratama.

 

"Kemarin kami dimasakin banyak menu. Ada rawon sapi, rendang, acar, sambal wader. Banyak pokoknya," ujar Lely.

 

Cerita Lely tersebut diunggah di akun TikTok @lelelia pada Kamis (11/7/2024) dan telah ditonton hingga 5,6 juta kali.


Dalam ceritanya, @lelelia mengungkap betapa ia diperlakukan dengan baik oleh seroang ibu warga desa yang menjamu mereka.


Ibu tersebut menghidangkan banyak makanan yang dimasaknya sendiri.


@lelelia tak menyangka ternyata warga yang ramah itu adalah ibu dari atlet sepakbola Pratama Arhan.


"KKN masak sendiri (gak dong), KKN dimasakin ibunya Arhan," bunyi keterangan dalam video tersebut.


Dalam video, tampak kelompok mahasiswa KKN itu dijamu dengan berbagai hidangan.


Ibunda Arhan, Surati Inawati atau yang dikenal dengan panggilan Mak Ti sangat ramah kepada mereka, sehingga ia dan teman-temannya pun tak canggung saat mengobrol.


Ia mengaku bertamu di salah satu rumah bintang olahraga nasional menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kelompok KKN Unnes GIAT 9.

 

"Kami sangat senang dan bangga karena kami bisa berkunjung ke rumah seseorang yang mempunyai nama besar dan merupakan salah satu aset negara kita," tutupnya.

 

Kelompok KKN Unnes GIAT 9 terdiri dari 14 orang dan mengabdi selama satu bulan hingga pertengahan Agustus 2024 di Desa Sidomulyo.

 

Adapun program yang diusung oleh kelompok KKN tersebut, bertemakan pencegahan stunting.

 

Salah seorang anggota KKN lainnya, Difa Fanestia menjelaskan, ada beberapa program wajib yang mereka lakukan selama pengabdian.


Termasuk di antaranya adalah pembagian makanan sehat kepada anak terindikasi stunting, sosialisasi pola perilaku sehat, survei sanitasi lingkungan, dan posyandu.

 

"Posyandu bersama ibu PKK. Kita sebagai kakak asuh. Setiap anggota kelompok akan mendampingi dua sampai lima anak untuk memantau pertumbuhan sang anak," jelasnya, saat dihubungi secara terpisah, Rabu (16/7/2024).

 

Menurutnya, masyarakat sangat antusias dan menyambut hangat program mereka.

 

Mak Ti rela berutang demi belikan Arhan sepatu bola

 

Sosok Mak Ti sempat dibicarakan saat Indonesia lolos ke final Piala AFF 2020.

 

Momen Azizah Salsha main ke sawah saat di Blora bersama Pratama Arhan. (Instagram)

 

Pratama Arhan saat itu menjadi salah satu pemain krusial yang berhasil menyeimbangi kedudukan pada menit-menit akhir babak kedua saat melawan Singapura pada leg ke-2.

 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bahkan mengaku terkesima dengan performa Pratama Arhan.

 

Ganjar mengatakan Pratama Arhan adalah putra asal Blora, Jawa Tengah, yang berperan penting dalam lolosnya timnas Indonesia ke semifinal dan Final Piala AFF 2020.

 

Dikatakan Ganjar, warga Jawa Tengah sangat bangga kepada Pratama Arhan.

 

Ganjar pun kemudian mengungkapkan sosok penting di balik kesuksesan Pratama Arhan dalam berkarier sebagai pesepak bola.

 

"Di balik Arhan, ada satu sosok yang lebih penting. Dialah Bu Surati. Ibunda Arhan," kata Ganjar, dikutip TribunnewsWiki di akun Instagram @ganjarpranowo, Minggu (26/12/2021).

 

Menurut Ganjar, Surati adalah seorang ibu yang telah berjuang dalam menyokong cita-cita Pratama Arhan sebagai pemain sepak bola profesional.

 

"Perempuan 44 tahun yang berjuang dengan peluh di sawah, bertani dan berjualan sayur demi menyokong cita-cita Arhan," kata Ganjar.


Surati, kata Ganjar, bahkan harus berutang untuk membelikan sepatu sepak bola Arhan, membiayai latihan di Sekolah Sepak Bola (SSB) Terang Bangsa, dan mengikuti turnamen untuk mengasah kemampuan sang putra tercinta.

 

Perjuangan Surati tersebut rupanya tak sia-sia. Kini Arhan telah menjadi pemain sepak bola profesional.

 

"Hingga akhirnya Arhan masuk PSIS Semarang dan dipanggil Timnas. Terima kasih Bu Surati, sehat selalu," ujar Ganjar Pranowo.


(*)

Berita Terkini