TRIBUNJATENG.COM - Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI), Joko Suranto, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan riset untuk mendukung pembiayaan rumah bagi kalangan kelas menengah.
Program ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan antara Rp 8-15 juta.
Dalam diskusi Jateng Omah Expo 2024 yang diadakan di Mal Ciputra, Semarang, Rabu (24/7), Joko Suranto menjelaskan bahwa riset ini bertujuan untuk memanfaatkan dana masyarakat yang dikelola pemerintah, seperti dana pensiun, BPKH, asuransi, dan BPJS.
Baca juga: Ide Joko Suranto Membuat Taman di Situs Purbakala Sangiran: Tingkatkan Daya Tarik Wisata Sejarah
"Kami sedang meneliti penggunaan dana masyarakat yang totalnya mencapai Rp 2.600 triliun. Jika 5 persen dari dana ini digunakan sebagai pendampingan, itu dapat mendukung pembiayaan minimal 600 ribu unit rumah," ujarnya.
Joko menambahkan, rumah adalah kebutuhan pokok yang mendesak bagi masyarakat.
Data menunjukkan bahwa hampir 20 persen kepala keluarga di Indonesia belum memiliki rumah.
Selain itu, sekitar 26 juta penduduk Indonesia tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Pada kesempatan tersebut, Joko juga menyambut baik program capres-cawapres terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang berencana membangun 3 juta rumah selama masa jabatan mereka.
"Kami di REI merasa bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan ini. Kami juga merasa terhormat saat Presiden menyatakan bahwa REI harus menjadi garda terdepan dalam kolaborasi dan relasi yang baik," ungkap Joko.
Sebagai bagian dari upaya ini, Joko yang dikenal sebagai crazy rich Grobogan, mendukung program Tapera dan mengusulkan dua strategi agar program ini dapat diterima oleh masyarakat.
Pertama, iuran Tapera dilakukan saat kenaikan gaji sehingga tidak ada perlawanan dari karyawan.
Kedua, masyarakat diberi kebebasan untuk memulai cicilan kapan saja agar mereka bisa menyesuaikan dengan kapasitas keuangan mereka.
"Misalnya, saat gaji naik 10 persen, potongan 2,5 persen bisa diterima. Selain itu, masyarakat bisa memulai cicilan kapan saja, mirip dengan sistem pajak yang self-assessment," jelas Joko.
Dengan adanya riset dan kolaborasi antara REI, pemerintah, serta dukungan dari capres-cawapres terpilih, diharapkan masalah perumahan di Indonesia dapat segera teratasi dan masyarakat bisa mendapatkan hunian yang layak.